Sana’a, Purna Warta – Sementara mengkritik kurangnya perhatian Arab Saudi untuk menyelesaikan kasus kemanusiaan di Yaman, Wakil Perdana Menteri Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman memperingatkan bahwa Riyadh tidak dapat menggabungkan serangan terhadap negara tetangga dengan rencana pembangunan ekonomi.
Jalal Al-Rowaishan, Wakil Perdana Menteri Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman untuk Urusan Pertahanan dan Keamanan, mengumumkan pada hari Kamis bahwa sejauh ini Arab Saudi belum menanggapi penyelesaian kasus kemanusiaan yang diadakan setelah perundingan bulan suci Ramadhan, dan penilaian kami adalah bahwa Riyadh berusaha mengulur waktu.
Baca Juga : Kamp Al-Hawl Tempat Lahirnya Dinas Intelijen Barat
Al-Rowaishan mengatakan kepada saluran berita Al-Masirah: Negosiasi saat ini dengan pihak Saudi, yang dimediasi oleh Oman, merupakan upaya untuk membangun perdamaian, dan Sana’a juga bereaksi positif terhadap masalah ini, tetapi Riyadh harus tahu bahwa tidak bisa menggabungkan serangan terhadap negara tetangga dengan rencana-rencana pembangunan ekonomi.
Dia juga menyatakan: Sejak awal gencatan senjata, angkatan bersenjata Yaman mulai memulihkan kemampuannya, dan setelah berakhir, kami kembali ke keadaan perang. Sana’a memiliki kekuatan untuk mengepung pelabuhan-pelabuhan Arab Saudi dan arus modal menuju ke sana, secara militer. Angkatan bersenjata Yaman telah melakukan operasi-operasi militer di bidang ini.
Di akhir, pejabat Yaman ini menunjukkan bahwa pembicaraan-pembicaraan internasional mengklaim mendukung integritas dan kemerdekaan teritorial Yaman, tetapi tindakan praktis menunjukkan hal lain. Tentu saja, proyek disintegrasi juga menunjukkan bahwa negara-negara agresor berusaha memperumit situasi di Yaman agar bisa mendapatkan konsesi dalam negosiasi.
Dalam hal ini, Hans Grundberg, utusan khusus PBB untuk urusan Yaman, pada 27 Mei lalu, menyerukan mediasi Cina dalam perang koalisi Saudi-Emirat melawan Yaman. Selama pertemuan dengan pejabat Cina, Grundberg meminta Beijing untuk menengahi antara Riyadh dan Sana’a dalam kasus Yaman; Seperti sebelumnya, dia memainkan peran seperti itu antara Republik Islam Iran dan Arab Saudi.
Isyarat untuk menyelesaikan krisis di Yaman diambil oleh Grundberg di saat Hussein Al-Azzi, Wakil Menteri Luar Negeri Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, bulan januari lalu menekankan bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Hans Grundberg adalah penyebab utama pengepungan terhadap rakyat Yaman.
Grundberg berharap dialog dan keharmonisan di kawasan akan menciptakan lingkungan yang lebih cocok untuk membangun perdamaian di Yaman.
Baca Juga : Menteri Luar Negeri Suriah Segera Kunjungi Irak
Grundberg juga menggambarkan perundingannya sebagai hal yang konstruktif dan mengklaim bahwa perundingan ini akan meningkatkan kerja sama di masa depan.
Di akhir dia mengatakan bahwa persatuan di Dewan Keamanan terkait Yaman adalah hal yang perlu; Bukan hanya sekarang, tapi untuk waktu dekat dan dalam jangka panjang; Sedemikian rupa sehingga rakyat Yaman akan berada di jalur perdamaian dan perbaikan situasi mereka.