Sana’a, Purna Warta – Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan sebagian besar dari mereka yang ditahan di kedutaan AS di Sana’a telah dibebaskan. Dia meminta Ansarullah Yaman untuk membebaskan sejumlah staf lokal yang masih ditahan.
Pemerintah AS telah meminta Ansarullah Yaman untuk membebaskan orang-orang Yaman yang bekerja untuk kedutaan AS di Sana’a.
Baca Juga : PBB: Lebih dari 2 Juta Anak Yaman Tidak Bisa Sekolah
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP pada hari Kamis (11/11), bahwa: Kompleks, yang sebelumnya berfungsi sebagai kedutaan AS di Sanaa, telah diserang.
Menurut Al-Jazeera, juru bicara itu menambahkan bahwa sebagian besar tahanan telah dibebaskan, tetapi pemberontak (Ansarullah Yaman) masih menahan staf kedutaan berkewarganegaraan Yaman.
Pejabat AS tersebut mengatakan bahwa ia prihatin dengan berlanjutnya penahanan staf kedutaan AS di Sana’a tanpa penjelasan dan menyerukan pembebasan mereka segera, serta mendesak pasukan Ansarullah Yaman untuk segera meninggalkan kedutaan dan mengembalikan semua harta benda yang disita.
Baca Juga : Tentara Yaman Tembak Jatuh Drone Mata-Mata Amerika
Amerika Serikat memindahkan kedutaannya ke Riyadh pada 2015 karena perang Yaman.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price juga mengatakan pada konferensi pers pada hari Selasa (9/11) bahwa pemerintahan Biden sangat prihatin dengan laporan penahanan staf kedutaan AS di Sana’a.
Tanpa memberikan informasi tentang jumlah tahanan dan mengapa ditahan, dia mengatakan: Kami telah melihat kemajuan dan terus bekerja pada masalah penting ini. Mayoritas dari mereka yang ditangkap tidak lagi ditahan.
Arab Saudi, sebagai kepala koalisi Arab yang didukung oleh Amerika Serikat, melancarkan invasi militer ke Yaman dan memberlakukan blokade darat, udara, dan laut pada 26 Maret 2015, mengklaim bahwa mereka mencoba untuk mengembalikan Presiden Yaman yang telah terguling Abdrabbuh Mansur Hadi untuk kembali berkuasa.
Baca Juga : UEA – Bahrain Ikut Latihan Militer Gabungan dengan Israel dan Amerika
Agresi militer ini tidak mencapai satu pun tujuan dari koalisi Saudi dan hanya disertai dengan pembunuhan dan melukai puluhan ribu rakyat Yaman, menyebabkan pengungsian jutaan warga, penghancuran infrastruktur negara dan penyebaran kelaparan serta penyakit menular.
Perang telah memicu krisis kemanusiaan yang sangat besar di mana sekitar 80 persen dari 30 juta rakyat Yaman bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup. PBB tahun lalu mengumumkan bahwa sekitar 233.000 orang tewas dalam konflik tersebut.
Awal tahun ini, Presiden AS Joe Biden mengumumkan diakhirinya dukungan AS untuk agresi Arab Saudi terhadap Yaman, dengan memberlakukan beberapa hal termasuk menghentikan penjualan senjata.
Baca Juga : Pemimpin Al-Qaeda Akui Perang Melawan Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman
Namun, Washington pekan lalu menyetujui penjualan rudal udara-ke-udara senilai $650 juta ke Riyadh. Tindakan yangmana Pentagon mengklaim pada 4 November bahwa pihaknya mendukung kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS dengan membantu meningkatkan keamanan negara sahabat yang tetap menjadi kekuatan penting bagi kemajuan politik dan ekonomi di Timur Tengah.