Sana’a, Purna Warta – Juru bicara tim perunding Gerakan Ansarullah Yaman menegaskan, veto Amerika Serikat terhadap resolusi baru-baru ini di Dewan Keamanan yang menetapkan gencatan senjata di Gaza karena alasan kemanusiaan adalah noda yang tidak akan bisa dihapus dari dahi negara yang menuntut hak asasi manusia ini.
Baca Juga : Dubes Tiongkok untuk PBB Kecam Veto AS terhadap Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Menurut media Yaman, Muhammad Abdul Salam menambahkan: “Penggunaan veto yang berulang-ulang oleh Amerika merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap kemanusiaan dan deklarasi perang tanpa batas terhadap negara-negara di kawasan, selain terhadap bangsa Palestina.”
Abdul Salam memuji negara-negara dan pemerintah yang membela martabat rakyat Palestina dan menyuarakan suara mereka di dunia tentang perlunya menghentikan agresi terhadap Gaza dan mengakhiri pengepungan.
Abdul Salam menekankan: “Dengan kebijakan-kebijakan yang bermusuhan, Amerika telah menempatkan dirinya dan kepentingannya di depan semua negara di kawasan ini, dan kejahatan Zionis-Amerika terhadap rakyat Gaza tidak dapat dibiarkan terus berlanjut.”
Amerika memveto rancangan resolusi yang diajukan Aljazair dalam pertemuan Selasa 20 Februari 2024 waktu setempat; Sebuah resolusi yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera, yang harus dipatuhi oleh semua pihak.
Resolusi ini memperoleh 13 suara positif dari 15 anggota Dewan Keamanan, namun Amerika Serikat menentangnya sehingga menyebabkan resolusi tersebut tidak disetujui atau diveto.
Inggris, anggota Dewan Keamanan lainnya, juga abstain.
Baca Juga : Menteri Luar Negeri Iran Kecam Veto AS Terhadap Resolusi Gaza
Ini adalah kali ketiga usulan resolusi gencatan senjata di Gaza diveto oleh Amerika Serikat.
Agar suatu resolusi dapat disetujui di Dewan Keamanan, diperlukan 9 suara tanpa oposisi atau veto dari lima anggota tetap dewan ini (Amerika, Inggris, Rusia, Cina dan Perancis).