Al-Hudaidah, Purna Warta – Perwakilan Khusus PBB untuk Yaman Hans Grandberg menekankan perlunya memajukan solusi politik yang komprehensif di Yaman.
Juru bicara PBB Stephen Dujarric pada Jumat (17/9) waktu setempat mengumumkan akhir kunjungan Hans Grandberg, wakil Khusus PBB untuk Yaman, adalah pertemuannya dengan Presiden Yaman yang terguling dan buron, Abdrabbuh Mansour Hadi.
Baca Juga : Rincian Operasi Drone dan Rudal Yaman
Juru bicara PBB menambahkan bahwa utusan PBB untuk Yaman, dalam pertemuan dengan Mansour Hadi, menegaskan kembali niatnya untuk mendengar pernyataan para pihak dan untuk berpartisipasi dalam diskusi yang serius dan berkelanjutan untuk memajukan solusi politik yang komprehensif sesuai dengan tuntutan Yaman.
Dia menekankan bahwa wakil Khusus PBB untuk Yaman menekankan dalam pertemuannya bahwa komitmen serius semua pihak untuk berpartisipasi dan berinteraksi adalah langkah pertama yang diperlukan dalam memajukan upaya perdamaian PBB.
Dalam 24 jam terakhir, koalisi Saudi melanggar gencatan senjata sebanyak 272 kali di provinsi Al-Hudaidah, Yaman barat.
Jaringan berita Al-Masirah pada Jumat malam (17/9), mengutip sumber militer, pembentukan benteng militer di daerah al-Jabaliya sebagai pelanggaran gencatan senjata.
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa 11 pesawat menyerang daerah Al-Jah, Al-Jabaliyah. Dan terbangnya 21 pesawat mata-mata yang di atas daerah Al-Khamsen, Al-Jah, Al-Farah, Hays, Ad-Durayhimi dan Al-Jabaliyah adalah merupakan pelanggaran gencatan senjata lainnya selama periode ini.
Baca Juga : Pesawat Pakistan Pertama Tiba di Bandara Damaskus dalam Sepuluh Tahun Terakhir
Pada tanggal 26 Maret 2015, Arab Saudi, dalam bentuk koalisi beberapa negara Arab dan dengan bantuan serta lampu hijau Amerika Serikat, melancarkan perang skala besar melawan Yaman – negara Arab termiskin – dengan dalih untuk membawa kembali Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi Presiden yang terguling dan buron, untuk kembali berkuasa.
Badan-badan PBB, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia dan UNICEF, telah berulang kali memperingatkan bahwa rakyat Yaman terus menghadapi kelaparan dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu abad terakhir.