Sana’a, Purna Warta – Sementara Ansarullah Yaman menuntut pencabutan komprehensif blokade kejam terhadap rakyat Yaman, surat kabar trans-regional Arab Saudi Asharq Al-Awsat mengungkapkan usulan baru Arab Saudi kepada Ansarullah Yaman untuk melanjutkan gencatan senjata.
Surat kabar ini mengungkapkan rincian baru dari klausul gencatan senjata yang diharapkan hari Seninb(1/8) bersamaan dengan gerakan internasional untuk melanjutkan gencatan senjata antara Yaman dan pasukan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi.
Baca Juga : Hizbullah Siap Perang Dengan Israel Karena Ladang Gas yang Disengketakan
Surat kabar trans-regional Arab Saudi Asharq al-Awsat, mengutip sumber anonim, menulis bahwa diskusi saat ini berpusat di sekitar proposal PBB untuk perjanjian gencatan senjata baru.
Sementara kepala Dewan Politik Tertinggi Yaman telah menyerukan diakhirinya agresi dan pencabutan blokade terhadap Yaman oleh koalisi Saudi, surat kabar Saudi Al-Sharq Al-Awsat melaporkan proposal Riyadh mengenai peningkatan penerbangan dari Bandara Internasional Sana’a, kedatangan lebih banyak kapal tanker minyak di pelabuhan Al-Hudaidah dan pembayaran gaji pegawai pemerintah sebagai klausul baru untuk melanjutkan gencatan senjata alih-alih mencabut blokade yang komprehensif.
Surat kabar itu menambahkan bahwa delegasi Oman telah melakukan perjalanan ke Sana’a dengan tujuan untuk membujuk gerakan Ansarullah karena Sana’a bersikeras pada pencabutan blokade yang komprehensif dan pembayaran gaji pegawai pemerintah.
Gencatan senjata antara Arab Saudi dan Yaman akan berakhir hari ini (2 Agustus) dan saat jam-jam terakhir gencatan senjata ini semakin dekat, upaya internasional, regional, dan Amerika yang belum pernah terjadi sebelumnya sedang dilakukan untuk memperpanjangnya selama 6 bulan lagi.
Baca Juga : Pemimpin Teroris Dukungan Swedia Mengaku Bersalah Atas Kejahatan Terhadap Warga Iran
Dalam beberapa hari terakhir, Oman telah mengintensifkan upaya ekstensif dan terus menerus untuk memperpanjang gencatan senjata antara Yaman dan koalisi Saudi, yang berakhir hari Selasa (2/8), dengan mengirimkan delegasi ke Sana’a.
Setelah tiba di Sana’a pada Minggu malam (31/7), delegasi ini bertemu dengan Mehdi Al-Mashat, kepala Dewan Politik Tertinggi Yaman. Dalam pertemuan ini, Al-Mashat menyerukan diakhirinya agresi dan pencabutan blokade terhadap Yaman oleh koalisi Saudi, dan memuji upaya positif Muscat untuk mengurangi penderitaan rakyat Yaman, serta upaya untuk membangun perdamaian.
Kepala Dewan Politik Tertinggi Yaman juga menekankan pentingnya membangun perdamaian yang adil yang menjamin kedaulatan dan kemerdekaan rakyat negara ini dan mengatakan bahwa pembentukan gencatan senjata harus mengarah pada perbaikan nyata dalam kondisi ekonomi dan rakyat Yaman, termasuk pembayaran gaji semua karyawan dan pensiunan.
Dia mengatakan bahwa tuntutan rakyat Yaman adalah penghentian agresi dan pencabutan blokade terhadap negara ini. Dan pelaksanaan ketentuan-ketentuan gencatan senjata, termasuk pencabutan blokade yang komprehensif terhadap Bandara Internasional Sana’a dan Pelabuhan Al-Hudaidah dan pembayaran gaji pegawai dari pendapatan migas, akan menciptakan suasana perdamaian yang positif dan berperan penting dalam mengurangi penderitaan rakyat.
Baca Juga : Global Times: Cina Pertimbangkan Tindakan Militer Sebagai Tanggapan Kunjungan Pelosi
Menurut situs web Al-Araby Al-Jadeed, tidak ada sikap resmi yang diambil oleh delegasi Oman. Namun, menurut kantor berita resmi Oman, perjalanan delegasi ini berlangsung hanya sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dan Menlu Oman, Badr al-Busaidi, berbicara di telepon membahas sejumlah isu regional dan internasional yang menjadi perhatian bersama, terutama terkait dengan upaya untuk melanjutkan gencatan senjata di Yaman guna memperkuat peluang untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di Yaman.