Sana’a, Purna Warta – Amerika Serikat sedang berusaha untuk menarik lebih banyak negara ke dalam koalisi yang dipimpinnya, karena Amerika ingin menghilangkan kebencian negara-negara lain terhadap Amerika karena dukungannya yang jelas terhadap Israel, dan menjadikan patroli bersama sebagai operasi yang sah.
Baca Juga : Demonstran Pro-Palestina Kanada Tuntut Trudeau Hentikan Jual Senjata ke Israel
Menurut China International Radio, negara mana saja yang bergabung dengan koalisi angkatan laut Amerika di Laut Merah? Masih belum mungkin memberikan jawaban yang tepat dan jelas atas pertanyaan ini.
Menurut daftar yang dirilis Pentagon pada 18 Desember, negara-negara yang tergabung dalam koalisi ini antara lain Amerika Serikat, Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol.
Namun setelah daftar ini dipublikasikan, Kementerian Pertahanan Spanyol langsung membantah ikut serta dalam koalisi patroli bersama di Laut Merah. Dan dia mengatakan bahwa bergabung dengan aliansi tersebut bergantung pada izin dari Uni Eropa dan NATO, dan keputusan ini tidak dapat diambil secara sepihak.
Sementara itu, Pentagon meninjau daftar tersebut pada tanggal 21 Desember dan mengumumkan bahwa lebih dari 20 negara telah setuju untuk bergabung dengan koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat, namun setidaknya delapan negara keberatan jika nama mereka dipublikasikan.
Baca Juga : Warga Palestina yang Diculik di Gaza Bersaksi Disiksa dengan Kejam oleh Pasukan Israel
Selain itu, perlu dicatat bahwa keanggotaan dalam koalisi ini tidak berarti bahwa kapal perang harus dikirim ke Laut Merah bersama armada Amerika.
Misalnya, Belanda dan Norwegia sebagai anggota koalisi ini hanya akan mengirimkan 12 tentara untuk patroli gabungan dan tidak akan mengirimkan kapal.
Dapat juga disebutkan bahwa dalam daftar publik koalisi, kecuali Bahrain, tidak ada nama negara lain di kawasan yang terlihat, apalagi negara yang memiliki pengaruh di kawasan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar negara di kawasan memiliki pendekatan yang hati-hati terhadap masalah ini.
Negara-negara yang tidak ingin menjadi anggota koalisi tersebut atau ikut serta namun tidak ingin keanggotaannya diketahui publik, bisa saja menyampaikan berbagai alasan.
Namun di antara alasan mereka, pasti ada satu alasan yaitu mereka tidak ingin dianggap sebagai pendukung operasi militer Israel di Gaza.
Bahkan Amerika sendiri pun sama. Amerika Serikat berusaha menarik sebanyak mungkin negara ke dalam koalisi karena ingin mengurangi kebencian negara-negara lain terhadapnya, yang secara bertahap terakumulasi karena dukungannya terhadap Israel dan tiga kali memveto resolusi Dewan Keamanan untuk menciptakan gencatan senjata jangka panjang di Gaza dan menjadikan patroli gabungan sebagai operasi yang sah.
Baca Juga : Ratusan Staf Airbus Prancis Muntah dan Kritis setelah Jamuan Makan Malam Natal Perusahaan
Krisis Laut Merah tidak diragukan lagi merupakan salah satu akibat dari efek kupu-kupu (butterfly effect) konflik antara Hamas dan Israel.
Pasalnya, Gerakan Ansarullah telah mengumumkan bahwa demi mendukung Hamas dan menentang operasi Israel di Gaza, mereka akan menyerang kapal-kapal Israel atau kapal-kapal yang mengangkut barang untuk Israel, dan selama Israel tidak mengizinkan lebih banyak peralatan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza maka serangan-serangan akan dilanjutkan.
Oleh karena itu, untuk mengakhiri krisis Laut Merah, kita harus kembali ke pokok persoalan ini, yaitu penyelesaian konflik antara Hamas dan Israel secara damai.
Untuk menyelesaikan krisis Laut Merah, tidak ada pilihan yang lebih baik selain melakukan gencatan senjata jangka panjang antara Palestina dan Israel.
Amerika, yang ingin menyelesaikan krisis Laut Merah sebagai sebuah isu tersendiri sambil menghindari perang antara Hamas dan Israel, sebenarnya hanya mencari solusi yang dangkal terhadap sebuah permasalahan, bukan penyelesaian akar permasalahannya.
Baca Juga : Ngeri! Israel Eksekusi Puluhan Warga Lansia Gaza dalam Operasi Penembakan
Namun hal yang sangat signifikan dan penting adalah mengingat kondisi saat ini, maka bahkan masalah dangkal ini pun mungkin tidak akan terselesaikan.