Abyan, Purna Warta – Konvoi komandan pasukan Sabuk Keamanan Dewan Transisi Yaman Selatan yang berafiliasi dengan UEA diserang oleh mobil yang ditanam bom, tetapi berhasil selamat.
Konvoi Brigadir Jenderal Abdul Latif al-Sayed, komandan Pasukan Sabuk Keamanan Dewan Transisi Yaman Selatan, menjadi sasaran bom mobil Selasa pagi ini (15/3).
Baca Juga : Situs Kementerian Israel Diretas
Upaya pembunuhan itu terjadi ketika mobil komandan pasukan keamanan dan rombongannya sedang melalui sebuah jalan di provinsi Abyan tiba-tiba sebuah mobil yang diparkir meledak.
Ini diumumkan oleh pusat informasi yang berafiliasi dengan pasukan sabuk keamanan bahwa Sebuah bom mobil meledak ketika konvoi mobil komandan pasukan Sabuk Keamanan Dewan Transisi Yaman Selatan sedang melalui salah satu jalan di Abyan, ledakan ini menewaskan dua tentara dan melukai beberapa lainnya.
Sampai saat ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu, tetapi bentrokan antara pasukan sabuk keamanan yang berafiliasi dengan UEA dan pemerintah Yaman yang mengundurkan diri yang berafiliasi dengan Saudi terus berlanjut di Yaman selatan.
Baca Juga : Hancurkan Kuburan, Mayat Sipil Palestina-pun Tak Luput Dari Arogansi Rezim Zionis
Bentrokan antara pasukan yang berafiliasi dengan UEA di satu sisi dan loyalis kepada pemerintah Abdurrahman Mansour Hadi di sisi lain telah meningkat sejak apa yang disebut “sabuk keamanan” pasukan yang didukung oleh UEA menguasai Istana Presiden “Ma’ashiq” pada 10 Agustus 2019 dan menguasai kota pelabuhan Aden serta pusat-pusat strategisnya lainnya.
Dewan Transisi Yaman Selatan dibentuk pada 2017 dengan dukungan Abu Dhabi, setelah pemecatan mantan Gubernur Aden Idrus Zubaidi oleh Mansour Hadi.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang merupakan anggota aktif koalisi Arab, telah menargetkan Yaman sejak 26 Maret 2015, menciptakan koalisi ambigu dengan dalih ingin membawa kembali Mansour Hadi.
Baca Juga : Peneliti Iran Berhasil Mendaur Ulang Karbon dioksida
Meskipun telah berlalu hampir tujuh tahun, koalisi ini tidak hanya tidak mencapai apa pun di Yaman, sebaliknya, koalisi agresor ini saling membunuh diantara mereka sendiri dan menurut para ahli, tidak ada yang tersisa dari koalisi mereka.