Sana’a, Purna Warta – Kepala Komite Revolusi Tertinggi Yaman mengatakan bahwa jika raja Saudi menginginkannya, Sana’a akan bersedia menandatangani kontrak dengan Riyadh untuk mengelola haji tahun ini sehingga tidak ada seorang pun di dunia yang akan terhalang dari kewajiban ini.
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (12/6): Ibadah haji 1442 H (2021) hanya akan diadakan dengan kehadiran 60.000 warga yang tinggal di negara ini.
Baca Juga : Siapa Ketua Baru Knesset Zionis?
Muhammad Ali al-Houthi, kepala Komite Revolusi Tertinggi Yaman, dalam menanggapi hal ini, mentweet:
“Berkenaan dengan ditutupnya Ka’bah, Kami bersedia menandatangani kontrak dengan Raja Arab Saudi untuk mengelola dan menyelenggarakan haji tahun ini dan kami mengizinkan semua orang dari semua negara untuk melakukan haji.”
“Jika berkenan, kami juga siap memberikan santunan kepada keluarga jamaah haji yang menderita atau meninggal karena penyakit Korona.”
“Kami siap mengelola haji secara gratis dan semua pendapatan untuk Arab Saudi; Yang penting tidak ada yang terhalang dari haji.”
Baca Juga : Blunder Lidah, Bukannya Suriah Joe Biden Malah Sebut Libya
Kemarin, Minggu (13/6), Kementerian Bimbingan dan Urusan Haji Yaman mengutuk upaya rezim Saudi, dalam mencegah pelaksanaan kewajiban haji bagi warga muslim negara lain.
Dalm sebuah pernyataan, Kementerian ini mengatakan:
“Keputusan rezim Saudi adalah tindakan sistematis dalam konteks peran nyata yang dimainkan rezim ini dalam melayani proyek Amerika dan rezim Zionis.”
Kementerian ini melanjutkan:
“Akan lebih baik bagi rezim Saudi, daripada melarang haji, mengambil rencana dan langkah-langkah yang tepat untuk kehadiran para pelaksana haji asing.”
Baca Juga : Pasca Perang Gaza, Kemana Kereta Normalisasi Melaju?