Sana’a, Purna Warta – Seorang anggota Komite Perundingan Nasional Ansarullah Yaman mencatat bahwa Sana’a sampai saat ini belum mengadakan pembicaraan dengan PBB tentang perpanjangan gencatan senjata. Dia juga menilai kinerja koalisi Saudi dalam gencatan senjata saat ini, negatif.
Hans Grundberg, utusan khusus PBB untuk Yaman, mengatakan bahwa dia sedang dalam pembicaraan dengan berbagai pihak dalam perang Yaman untuk memperpanjang gencatan senjata dan dia meminta mereka untuk menyetujui perpanjangan gencatan senjata ini untuk memperkuat manfaatnya bagi rakyat Yaman.
Baca Juga : Ratusan Ribu Remaja Iran Ikrarkan Kesetiaan melalui Konser “Salam Farmandeh”
Sementara Washington mendukung koalisi Saudi dan sekutunya, melalui perwakilan untuk Yaman, Tim Landerking, yang berada di Yordania, mengatakan bahwa dia memiliki rasa optimis tentang perpanjangan gencatan senjata dan bekerja untuk mencapai apa yang dia gambarkan sebagai akhir perang. Sementara itu, Sana’a melihat penolakan koalisi Saudi untuk menerapkan ketentuan-ketentuan gencatan senjata saat ini sebagai tanda negatif dan tanda tidak adanya keseriusan dalam bergerak menuju perdamaian.
Situs web Al-Khabar Al-Yemeni dalam menerbitkan laporan ini dan menulis: Abdul Malik al-Ajri, anggota Komite Perundingan Nasional Yaman, mengatakan bahwa negara-negara koalisi Saudi tidak optimis tentang gencatan senjata karena klausul terpenting dari gencatan senjata saat ini, yaitu penerbangan mingguan dan penghentian penerbangan pesawat mata-mata, belum juga dilaksanakan.
Dia mengatakan: Kami belum membahas masalah perpanjangan gencatan senjata dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan fokus kami terutama pada pelaksanaan ketentuan-ketentuan gencatan senjata, dan perpanjangan apa pun akan tergantung pada perbaikan situasi kemanusiaan.
Baca Juga : Ledakan Bom di Kota Aden
Pejabat Yaman ini menambahkan: Selama tidak ada komitmen terhadap ketentuan-ketentuan gencatan senjata itu, tidak ada dasar untuk membahas perpanjangannya. Setiap perpanjangan akan dilakukan sesuai dengan evaluasi tahap sebelumnya dan peningkatan situasi kemanusiaan.
Al-Ajri tidak merinci lebih lanjut tentang situasi kemanusiaan yang akan membaik, tetapi spekulasi tersebar luas bahwa mempercepat pelaksanaan dokumen pertukaran tahanan sebagai syarat dasar untuk memperpanjang gencatan senjata apapun.
Utusan PBB mengumumkan gencatan senjata dua bulan di Yaman pada 2 April, yang mengharuskan penghentian operasi serangan darat, laut dan udara, memfasilitasi masuknya 18 kapal pengangkut bahan bakar ke pelabuhan al-Hudaidah dan memungkinkan penerbangan 2 kali dalam seminggu ke atau dari bandara internasional Sana’a.
Bandara Sana’a baru saja melakukan penerbangan pertamanya minggu lalu setelah pengepungan enam tahun oleh koalisi Saudi. Penerbangan itu didasarkan pada perjanjian gencatan senjata sementara dan harusnya sudah dilaksanakan sejak satu setengah bulan lalu.
Baca Juga : Cina sebut Teror terhadap Perwira IRGC adalah Kejahatan Perang
Sementara itu, Mehdi al-Mashat, ketua Dewan Politik Tertinggi Yaman, pada Minggu malam (22/5) dengan menekankan bahwa koalisi Saudi telah melanggar ribuan kali gencatan senjata di Yaman, mengatakan bahwa koalisi telah melakukan lebih dari 2.000 serangan roket dan artileri selama periode gencatan senjata ini.
Dia menjelaskan bahwa rakyat Yaman tidak merasakan perbedaan antara periode gencatan senjata dan periode non-gencatan senjata, dan menekankan bahwa Yaman tidak menentang perpanjangan gencatan senjata, tetapi tidak dapat menerima gencatan senjata di mana masalah rakyat terus berlanjut.