Sana’a, Purna Warta – Menyusul konflik Yaman dengan pendukung rezim Zionis Israel, seorang anggota Dewan Politik Tertinggi Yaman memperingatkan bahwa setiap pergerakan Amerika Serikat melawan Yaman akan berakhir dengan kekalahan.
Baca Juga : Iran Secara Resmi Berpartisipasi Pertama Kalinya Dalam KTT BRICS Sebagai Anggota Penuh
Saluran berita Al-Mayadeen, mengutip Muhammad Ali Al-Houthi, anggota Dewan Politik Tertinggi Yaman dan anggota senior kantor politik Gerakan Ansarullah, Selasa malam melaporkan bahwa Sana’a telah menerima pesan dari Amerika Serikat melalui Oman.
Dengan menunjukkan bahwa Amerika telah mengancam akan mengaktifkan semua lini melawan Yaman, Al-Houthi memperingatkan Washington bahwa setiap pergerakan apa pun yang bertujuan untuk melaksanakan ancaman ini akan berujung pada kegagalan.
Menteri Pertahanan Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, Muhammad Nasser Al-Atefi, beberapa saat yang lalu menekankan bahwa negara ini jauh lebih kuat.
Baca Juga : Tolak Bantuan ke Israel, Aktivis Pro Palestina Serbu Pelabuhan Australia
Al-Atefi juga memperingatkan Amerika: “Kami memberitahu mereka dari Laut Merah bahwa kami akan mengakhiri hegemoni Amerika dan bahwa Dewan Politik Tertinggi Yaman telah mengambil semua tindakan dan kami siap untuk perang jangka panjang.”
Menyusul meningkatnya serangan rezim Israel di Jalur Gaza, angkatan bersenjata Yaman tidak mengizinkan satu pun kapal Israel dan kapal mana pun yang tujuannya adalah wilayah Palestina yang diduduki melewati Laut Merah dan selat Bab Al-Mandeb.
Sebagai kelanjutan dukungannya kepada Israel, setelah operasi Yaman terhadap kapal-kapal Israel semakin intensif, Amerika Serikat membentuk koalisi untuk menghadapi angkatan bersenjata Yaman.
Baca Juga : Aksi Pro-Palestina Meletus di Kota New York pada Hari Aksi Nasional AS
Brigadir Yahya Saree, juru bicara angkatan bersenjata Yaman, mengumumkan serangan angkatan laut Yaman terhadap kapal Amerika pada Senin pagi dan berkata: “Serangan ini dilakukan dengan menggunakan rudal angkatan laut yang sesuai untuk mendukung rakyat Palestina dan sebagai tanggapan atas serangan Amerika dan Inggris di Yaman.”