Sana’a, Purna Warta – Kepala tim perunding Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, dalam pertemuan dengan utusan khusus PBB hari ini, menyerukan diakhirinya pelanggaran gencatan senjata koalisi Saudi di Yaman.
Mohammad Abdul Salam, kepala tim perunding Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, menulis dalam pesan Twitter: Malam ini (10/4), kami bertemu dengan Utusan Khusus PBB Hans Grandberg dan timnya di Muscat, Oman, untuk meninjau proses gencatan senjata kemanusiaan.
Baca Juga : Arab Saudi Langgar Gencatan Senjata Lebih dari Seribu Kali
Menurut Al-Masira, pejabat Yaman menambahkan: Dalam pertemuan ini, masalah perlunya mempercepat proses penerbangan dari bandara Sana’a dan memfasilitasi kedatangan kapal tanpa hambatan dan kompleksitas masalah dibahas.
Abdul Salam mengatakan: Kami meminta utusan khusus PBB pada pertemuan ini untuk mengakhiri pelanggaran gencatan senjata oleh koalisi Saudi, dan kami juga mulai memeriksa kasus kemanusiaan di Yaman.
Pasukan koalisi Saudi-Emirat melanggar apa yang disebut perjanjian gencatan senjata kemanusiaan dan militer 1647 kali dalam waktu seminggu setelah dimulainya.
Pelanggaran-pelanggaran termasuk operasi ofensif, serangan udara, penerbangan di atas wilayah udara Yaman dengan jet-jet tempur, helikopter Apache dan pesawat mata-mata, serangan rudal dan artileri berat, serta patroli dan penembakan-penembakan.
Baca Juga : Amerika Serikat Latih ISIS untuk Operasi di Suriah Timur
Utusan Khusus PBB untuk Yaman Hans Grandberg mengumumkan dimulainya gencatan senjata di Yaman pada 2 April. Dia mengatakan gencatan senjata telah dicapai antara Sana’a dan koalisi Saudi, mengakhiri semua operasi militer selama dua bulan.
Grandberg mengatakan dalam sebuah pernyataan: Pihak-pihak yang berkonflik di Yaman menanggapi secara positif proposal PBB untuk gencatan senjata (kemanusiaan) dua bulan, yang akan berlaku pada 2 April pukul 7 malam. Menurut gencatan senjata ini, semua operasi militer darat, udara dan laut akan dihentikan.
Berdasarkan ketentuan perjanjian, 18 kapal pengangkut bahan bakar akan memasuki pelabuhan Al-Hudaidah, dan dua penerbangan seminggu akan diizinkan menggunakan Bandara Sana’a.
Baca Juga : Sana’a Bebaskan 40 Tentara Bayaran Musuh
Klausul lain dalam perjanjian itu termasuk pertemuan antara para pihak untuk menyepakati pembukaan penyeberangan di Taiz dan provinsi lain untuk meningkatkan lalu lintas di Yaman.
Utusan khusus PBB itu menekankan pentingnya membangun kepercayaan antara kedua belah pihak berdasarkan perjanjian untuk melanjutkan proses politik guna mengakhiri konflik di Yaman.