Sana’a, Purna Warta – Pada Jumat pagi (14/10), sumber berita mengumumkan kelanjutan serangan koalisi Saudi di provinsi Al-Hudaidah, Yaman.
Ruang operasi tentara Yaman dan komite populer di provinsi Al-Hudaidah mengumumkan bahwa pesawat pengintai dan mata-mata koalisi Saudi memasuki langit wilayah Al-Tahita dan Hays dan mulai berpatroli.
Menurut laporan ini, serangan roket koalisi Saudi juga berlanjut di berbagai wilayah provinsi Al-Hudaidah, dan unit artileri koalisi Saudi juga menargetkan wilayah di Hays dan Al-Jabaliyah di provinsi Al-Hudaidah.
Laporan ini menambahkan bahwa drone-drone pengintai dan drone-drone bersenjata koalisi Saudi juga menargetkan wilayah di kota Hays sebanyak 6 kali.
Serangan-serangan ini terjadi saat gencatan senjata di Yaman berakhir pada 2 Oktober.
Sebelumnya, Mohammed Abdul Salam, kepala tim perunding Yaman, mengatakan bahwa tim perunding Yaman menekankan hak-hak bangsa Yaman dan menganggap negara-negara agresor bertanggung jawab atas kegagalan gencatan senjata.
Dia menambahkan: Kami menekankan sikap kami pada perlunya membayar gaji semua pegawai pemerintah dan pensiunan serta mencabut blokade kejam terhadap pelabuhan Al-Hudaidah dan bandara Sana’a. Negara-negara agresor bertanggung jawab atas kegagalan gencatan senjata dan meningkatkan penderitaan rakyat Yaman tercinta.
Gencatan senjata di Yaman, yang telah berulang kali dilanggar oleh koalisi agresor Saudi, telah diperpanjang satu kali mengikuti perundingan PBB. Perpanjangan 2 bulan gencatan senjata ini berakhir pada 2 Agustus, yang kemudian diperpanjang lagi dan berakhir pada 2 Oktober.
Sudah sejak lama Mehdi Al-Mashat, kepala Dewan Politik Tertinggi Yaman, mengatakan bahwa gencatan senjata di Yaman diambang kehancuran dikarenakan pelanggaran-pelanggaran berulang oleh koalisi agresor Saudi.