Sana’a, Purna Warta – Menteri Penerangan Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman bereaksi terhadap serangan pasukan Yaman jauh ke dalam wilayah Arab Saudi.
Menteri Penerangan Yaman Zaifullah al-Shami mengumumkan dalam pesan Twitter bahwa serangan di dalam wilayah Arab Saudi hanya akan dihentikan dengan pencabutan pengepungan terhadap rakyat Yaman.
Baca Juga : Borrell: Kami Sangat Dekat Mencapai Kesepakatan Dengan Iran
Zaifullah al-Shami menulis di halaman Twitter-nya: api yang akan terus terlihat di negara-negara yang menyerang Yaman adalah sebagai tanggapan atas pengepungan terhadap rakyat Yaman, dan semua rezim koalisi tidak akan mampu memadamkannya, dan satu-satunya cara untuk menghentikannya adalah dengan mencabut pengepungan terhadap rakyat Yaman.
Dalam tweet lain sebagai tanggapan atas serangan pasukan Yaman jauh ke dalam wilayah Arab Saudi, dia menulis: Pada saat-saat seperti itu, tujuh tahun yang lalu, langit Sana’a dipenuhi asap, api dan bau darah serta mayat-mayat yang terbakar akibat pemboman koalisi agresor Saudi terhadap rumah-rumah penduduk, dan pada saat yang sama hari ini, langit Jeddah dan Riyadh diselimuti asap dan api dari fasilitas minyak – yang hasilnya digunakan untuk membunuh rakyat -.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Yahya Saree, mengatakan pada Jumat malam (25/3): Hari ini, operasi ketiga untuk mengalahkan pengepungan dilakukan, sebagai tanggapan atas kelanjutan pengepungan terhadap rakyat negara Yaman.
Baca Juga : Karena Aramco Arab Saudi Serukan Pertemuan Dewan Keamanan PBB
Dia menambahkan: Selama operasi hari ini, Aramco di Jeddah dan beberapa pusat penting di Riyadh menjadi sasaran rudal jelajah.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman tersebut menambahkan bahwa dalam serangan pasukan Yaman, kilang “Ras Tanura” dan “Rabigh” menjadi sasaran beberapa UAV. Jizan dan Najran juga menjadi sasaran sejumlah besar UAV.
Saree juga mengatakan bahwa pasukan Yaman tidak akan ragu untuk memperluas operasi mereka sampai serangan terhadap Yaman berhenti dan pengepungan terhadap rakyat Yaman dicabut.
Sejak Maret 2015, Arab Saudi, dalam bentuk koalisi beberapa negara Arab dan dengan bantuan dan lampu hijau Amerika Serikat, melancarkan serangan besar-besaran terhadap Yaman, negara Arab termiskin, dengan dalih ingin membawa kembali Presiden terguling Abdrabuh Mansour Hadi untuk kembali berkuasa untuk memenuhi tujuan dan ambisi politiknya.
Baca Juga : Saudi Akui Dampak Operasi Skala Besar Ansarullah
Badan-badan PBB, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia dan UNICEF, telah berulang kali memperingatkan bahwa rakyat Yaman terus menghadapi kelaparan dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu abad terakhir.