Sana’a, Purna Warta – Rakyat Yaman dengan tegas menolak berbagai alasan mengenai perdamaian, namun sanksi dan pengepungan masih tetap diimbaskan kepada mereka.
Menteri Luar Negeri Yaman mengatakan Arab Saudi berusaha berpura-pura menjadi mediator di tingkat internasional untuk membebaskan diri dari tanggung jawab atas invasi terhadap Yaman dan konsekuensinya.
Menteri Luar Negeri Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman yang berbasis di Sanaa, Hisham Sharaf, menekankan bahwa dalam perang saat ini, tendensi politik internasional mendukung Arab Saudi.
Baca Juga : Tentara Yaman Tembak Jatuh Drone Kedua Amerika di Ma’arib
Sharaf mengatakan, tujuan dari gerakan ini adalah Arab Saudi menjadi mediator dan rezim berusaha berlepas diri dari tanggung jawab atas invasi Yaman dan konsekuensinya.
Menteri Yaman menyatakan bahwa rakyat Yaman dengan tegas menolak perdamaian dan gencatan senjata ini di bawah bayang-bayang sanksi dan pengepungan.
Dia menambahkan bahwa pengepungan itu dikelola oleh Riyadh dan Abu Dhabi dan diawasi oleh London dan Washington.
Pada saat yang sama, Sharaf berkata, “Tangan kita masih berada di jalan menuju perdamaian yang bermartabat dan adil; Perdamaian yang mengejar kepentingan dan martabat rakyat Yaman.”
Menteri Luar Negeri Yaman mencatat bahwa perlawanan dan ketahanan politik, militer dan sosial Yaman mengalahkan semua upaya internasional untuk mendukung kejahatan koalisi Saudi.
Baca Juga : Reuters: Koalisi Saudi dan Ansarullah Yaman Hampir Mencapai Kesepakatan Damai
Dia menyimpulkan dengan menekankan bahwa masalah kemanusiaan Yaman harus dipisahkan dari masalah politik dan keamanan; karena makanan, obat-obatan dan produk minyak bumi adalah milik rakyat Yaman dan merupakan hak mereka.
Terkait hal ini, gerakan Ansarullah Yaman juga menegaskan bahwa ada ribuan dokumen yang membuktikan pembunuhan rakyat Yaman oleh koalisi Saudi.
Dalam dokumen tesetbu dinyatakan bahwa PBB memutarbalikkan fakta tentang kejahatan koalisi Saudi.