Sana’a, Purna Warta – Kepala Dewan Politik Tertinggi Yaman menekankan bahwa penjarahan koalisi Saudi atas lebih dari 85% pendapatan minyak dan gas Yaman juga membuat hidup sulit bagi warga di daerah-daerah pendudukan di Yaman selatan.
Kepala Dewan Politik Tertinggi Yaman, Mehdi al-Mashat, hari Minggu (22/8) bertemu dengan Abdul Aziz bin Habtour untuk meninjau kinerja Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman dalam memberikan layanan kepada warga dan mengurangi masalah mereka dalam menghadapi sanksi komprehensif koalisi Saudi-AS.
Menurut Al-Masirah, Al-Mashat menyatakan: Tentara bayaran koalisi Saudi menjarah lebih dari 85% pendapatan minyak dan gas Yaman, sementara warga dari provinsi-provinsi yang diduduki di Yaman selatan berjuang dengan meningkatnya penderitaan.
Ketua Dewan Politik Tertinggi Yaman menyatakan: Dengan upaya habis-habisan dan niat yang tulus, yang terbaik masih bisa ditawarkan untuk melayani rakyat Yaman.
Al-Mashat menambahkan bahwa negara-negara agresor, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, berusaha untuk meningkatkan penderitaan Yaman dengan memperketat sanksi terhadap Yaman dan merebut kapal minyak, makanan dan obat-obatan serta perang ekonomi.
Pejabat Yaman ini menekankan bahwa tindakan sewenang-wenang baru-baru ini yang diambil untuk meningkatkan harga dolar bea cukai dan harga turunan minyak serta untuk menargetkan mata uang nasional ke arah perang ekonomi telah menargetkan semua anak Yaman.
Koalisi Saudi menyita kapal-kapal yang membawa produk minyak untuk Yaman, dimana Saudi telah mengepung negara itu selama enam tahun dan menyebabkan rakyat di negara ini berada dalam kondisi kehidupan terburuk dan membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Menurut laporan PBB, kelaparan mengancam kehidupan jutaan rkayat Yaman, dan negara itu menghadapi krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Meskipun Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman telah berulang kali menyerukan diakhirinya pengepungan dan gencatan senjata di Yaman, koalisi Saudi tidak berniat menghentikan serangan militer dan mencabut sanksi terhadap Yaman.