Sana’a: Kamuflase AS dalam Isu Kemanusiaan di Yaman

Sana'a Kamuflase AS dalam Isu Kemanusiaan di Yaman

Sana’a, Purna Warta – Kepala tim perunding Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman mengatakan bahwa Amerika Serikat sedang melakukan kamuflase dalam isu-isu kemanusiaan, sedang mencoba untuk mengimplementasikan rencananya di Yaman, dan tidak serius dalam menghentikan pengepungan dan agresi terhadap Yaman.

Kepala tim perunding Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman menekankan perlunya mencabut pengepungan Yaman tanpa mengaitkannya dengan masalah politik.

Baca Juga : Putin Berikan Ucapan Selamat kepada Raeisi

Dalam sebuah wawancara dengan Al-Masira, Mohammad Abdul Salam mengatakan:
Amerika Serikat tidak serius dalam menghentikan agresi terhadap Yaman dan mencabut pengepungan terhadap negara ini, tetapi sedang mengejar rencananya di Yaman, dan tidak peduli dengan penderitaan rakyat Yaman.

Dia menekankan, “Kami tekankan bahwa mengimpor makanan dan obat-obatan ke Yaman adalah Hak asasi negara ini dan itu tidak bisa diperdebatkan, dan tentu saja kami tidak menginginkan bantuan dari siapa pun, yang kami inginkan adalah penghentian pengepungan.”

Ketua tim perunding Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman mengklarifikasi tentang tindakan PBB untuk memasukkan Yaman ke dalam daftar hitam negara dan kelompok yang melanggar hak-hak anak-anak:

“Perserikatan Bangsa-Bangsa bertindak mendukung kekuatan besar, dan hal tersebut adalah penyimpangan.”

Baca Juga : Kadaluarsa Juni, Israel Kirim Vaksin Pfizer ke Palestina, Rakyat Marah

Abdul Salam melanjutkan, “Negara-negara agresif melakukan kejahatan paling keji terhadap anak-anak, tetapi mereka tidak ada dalam daftar.”

Dia menambahkan, “Kami bertanya kepada mantan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengapa dia menghapus Arab Saudi dari daftar pembunuh anak-anak, dan dia menjawab bahwa mereka menempatkan kami di bawah tekanan keuangan.

Kepala tim perunding Sanaa menekankan, Keputusan PBB dalam kerangka kriteria dan tuduhan politik telah ditolak.

Menteri Informasi Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman juga bahwa keputusan Guterres untuk memasukkan Ansarullah ke dalam daftar pelanggar hak-hak anak jelas merupakan tanda kemunafikan dan dua muka.

“Kami belum melihat apa pun dari PBB selain memberikan cek putih bertanda tangan, dan medali kemanusiaan kepada para penyerang,” lanjutnya.

Baca Juga : Gerombolan Bersenjata Culik Puluhan Siswa Sekolah Nigeria

Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan pada Jumat (18/6) bahwa Sekretaris Jenderal Antonio Guterres telah memutuskan untuk memasukkan gerakan Houthi ke daftar hitam, tetapi tidak ada keputusan seperti itu yang dibuat untuk Arab Saudi.

Invasi militer Yaman memasuki tahun ketujuh pada April 2021. Perang yang tidak setara itu, menurut pejabat PBB, merupakan bencana kemanusiaan terburuk di dunia saat ini.

Sebuah tragedi dengan dimensi dan konsekuensi politik, sosial, militer, regional dan global, sejauh ini tidak ada solusi yang jelas untuk menghentikannya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *