Sana’a, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman membahas perkembangan terakhir di Yaman dalam pertemuan dengan seorang pejabat PBB.
Hisham Sharaf, Menteri Luar Negeri Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, bertemu dengan Joyce Mesoya, Wakil Koordinator Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA) dan delegasi pendampingnya.
Menurut laporan kantor berita Saba’, Sharaf dalam pertemuan ini mengatakan bahwa satu-satunya solusi untuk bencana kemanusiaan di Yaman adalah segera mengakhiri serangan, pencabutan semua bentuk blokade, dan penarikan penuh pasukan militer asing.
Dia menambahkan bahwa penyitaan yang terus berlanjut terhadap kapal-kapal pengangkut minyak dan gas dalam negeri dan tidak diperbolehkannya memasuki pelabuhan Al-Hudaidah, serta gagalnya pembukaan kembali Bandara Internasional Sana’a, menambah bencana kemanusiaan di segala bidang.
Sharaf melanjutkan, Sana’a setuju dengan perpanjangan gencatan senjata dan pemenuhan tuntutannya jika persyaratannya, yaitu pembayaran gaji seluruh pegawai pemerintah dan persiapan untuk memasuki proses perdamaian berkelanjutan, terpenuhi, tetapi jika tujuannya adalah untuk menempatkan negara dalam keadaan “tidak damai dan tidak perang” perdamaian semacam ini benar-benar tertolak.
Dia menekankan bahwa Sana’a mengungkapkan visi jutaan orang Yaman dalam mewujudkan perdamaian terhormat jauh dari perwalian atau dikte asing.
Sharaf lebih lanjut meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Yaman sehubungan dengan serangan lanjutan dan kelanjutan pengepungan terhadap Yaman.
Masoya juga mengatakan bahwa situasi kemanusiaan di Yaman menjadi agenda PBB dan PBB juga menekankan bahwa situasi di Yaman tidak memiliki solusi militer.
Gencatan senjata dua bulan di Yaman, dengan mediasi utusan khusus PBB untuk negara itu, berakhir setelah dua kali diperpanjang hingga 2 Oktober, setelah itu Yahya Saree, juru bicara angkatan bersenjata Yaman, mengirim pesan di Twitter kepada semua perusahaan minyak di UEA dan Arab Saudi, memperingatkan mereka semua untuk sesegera mungkin meninggalkan negara-negara ini.
Dia menekankan bahwa peringatan ini akan tetap ada selama negara-negara agresor Amerika-Saudi-Emirat tidak mematuhi gencatan senjata dan tidak memberikan hak kepada bangsa Yaman untuk mengelola kekayaan minyaknya untuk membayar gaji semua pegawai pemerintah Yaman.
Selama periode ini, pemerintah Sana’a telah menyetujui gencatan senjata karena untuk pengurangan penderitaan rakyat Yaman, akan tetapi koalisi Arab Saudi terus memblokade Yaman dan setiap hari melanggar gencatan senjata dengan meluncurkan serangan-serangannya.