Sana’a, Purna Warta – Seorang anggota biro politik Ansarullah dalam menanggapi pelanggaran berulang kali Arab Saudi terhadap gencatan senjata sementara Yaman, mengatakan bahwa Sana’a tidak akan tinggal diam dalam menghadapi agresi-agresi ini.
Gencatan senjata sementara (dua bulan) telah diberlakukan di Yaman sejak 2 April, tetapi koalisi Saudi telah melanggarnya sekitar 6.000 kali sejauh ini.
Baca Juga : Koalisi Saudi Sita Tanker Bahan Bakar Yaman
Dalam sebuah wawancara dengan Al-Ahed, Ali al-Qahoum, seorang anggota biro politik Ansarullah, memperingatkan bahwa pasukan Yaman tidak akan tinggal diam dalam menghadapi pelanggaran-pelanggaran gencatan senjata ini.
Dia menambahkan bahwa angkatan bersenjata Yaman memiliki banyak hal untuk dikatakan dalam menanggapi agresi Saudi; Senjata strategis yang diproduksi oleh pasukan Yaman dapat digunakan dalam menanggapi agresi dan pelanggaran gencatan senjata.
Al-Qahoum menyatakan bahwa koalisi Saudi tidak mematuhi gencatan senjata sejak awal, gencatan senjata didasarkan pada situasi kemanusiaan dan masalah tahanan, tetapi Arab Saudi berusaha untuk merusak dan menggagalkan semua upaya untuk mempertahankan gencatan senjata.
Baca Juga : Serangan Rudal ke Pangkalan Militer AS di Suriah Timur
Dia dalam menekankan bahwa Sana’a telah berkomitmen pada ketentuan gencatan senjata sejak awal dan tidak pernah melanggarnya, mengatakan bahwa Arab Saudi yang mencoba untuk merusak gencatan senjata, jadi negara ini lah yang bertanggung jawab atas pelanggaran gencatan senjata, dan kesabaran kita tidak akan bertahan lama.
Al-Qahoum menambahkan: Tentu, kami tidak akan tinggal diam menghadapi pelanggaran gencatan senjata oleh Arab Saudi dan negara-negara anggota koalisinya. Kami menyetujui gencatan senjata atas asas mempertimbangkan aspek kemanusiaan, dan ada penerbangan udara untuk mengangkut pasien-pasien ke Yordania. Akan tetapi Arab Saudi menolak hal ini setelah menyetujui gencatan senjata, dan bandara Sana’a tetap ditutup.
Dia menambahkan bahwa seseuai perjanjian seharusnya kapal yang membawa obat-obatan, makanan, dan produk minyak bumi juga akan diizinkan masuk ke pelabuhan, tetapi beberapa kapal masih tidak diizinkan masuk dan tetap terdampar. Semua ini menunjukkan bahwa Saudi tidak ingin gencatan senjata ini berlanjut … Ada gerakan dari Saudi, UEA, serta Amerika di Laut Merah, dan Sana’a sedang memantau mereka dan mengetahui bahwa mereka berniat untuk meningkatkan ketegangan.
Baca Juga : Reaksi Media-Media Israel terhadap Kunjungan Bashar Al-Assad ke Teheran
Al-Qahoum menekankan: Jika Saudi melanggar gencatan senjata, kami tidak akan tinggal diam, bahkan kami akan mempertahankan martabat dan kedaulatan kami … Senjata strategis telah dibuat dan kami memiliki banyak persiapan. Arab Saudi harus belajar dari tujuh tahun serangan darat, udara dan laut terhadap Yaman.
Di akhir, dia mengatakan: Kami memenuhi komitmen kami dalam gencatan senjata, tetapi jika mereka melanjutkan agresi dan pendudukan mereka, kami harus membela negara kami, martabat kami dan kedaulatan kami, serta menanggapi agresi.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman Yahya Saree pada hari Sabtu (7/5) juga mengatakan bahwa musuh harus menunjukkan niat tulusnya untuk perdamaian dan keseriusan dalam melaksanakan gencatan senjata dan mengakhiri agresi dan pengepungan dan penarikan pasukan asing atau seperti kebiasaannya sebelumnya, mengabaikan kewajibannya dan menunjukkan wajah aslinya dan kelicikannya lagi.
Yahya Saree memperingatkan pelanggaran berulang atas gencatan senjata oleh koalisi Saudi dan tidak terpenuhinya kewajibannya berdasarkan perjanjian.
Baca Juga : Bashar Al-Assad bertemu dengan Pemimpin Revolusi Islam Iran