Sana’a, Purna Warta – Mengacu pada konsekuensi bencana pengepungan serta serangan yang terus berlanjut, Presidium parlemen Yaman meminta PBB untuk juga tetap memperhatikan Yaman, di samping fokusnya pada Ukraina.
Presidium parlemen Yaman (Sana’a) mengadakan pertemuan darurat tentang konsekuensi bencana dari mencegah masuknya turunan minyak ke negara itu.
Baca Juga : Sana’a Kutuk Pemboman Teroris di Peshawar
Menurut Al-Masirah, Ketua Parlemen Yaman Yahya al-Raee mengatakan dalam pertemuan darurat tentang konsekuensi bencana dari mencegah masuknya turunan minyak ke negara itu bahwa negara-negara anggota koalisi Arab Saudi menyita kapal pengangkut minyak di depan mata dunia dan terlepas dari semua ini, mereka mencoba menuduh pemerintah Sana’a.
Dia lebih lanjut meminta PBB untuk mengirim delegasi ke Yaman guna mewaspadai skala bencana kemanusiaan sebagai akibat dari serangan dan pengepungan terhadap Yaman yang terus berlanjut.
Al-Raee menambahkan bahwa Sana’a ingin PBB memperhatikan masalah kemanusiaan di Yaman, bahkan jika itu adalah hanya seperempat dari perhatian PBB yang diberikan ke Ukraina.
Baca Juga : Negosiator Ukraina Dibunuh Oleh Aparat Keamanan Ukraina
Presidium parlemen Sana’a menyalahkan Amerika Serikat dan sekutunya atas memburuknya situasi kemanusiaan di Yaman sebagai akibat dari blokade dan pembajakan kapal tanker minyak, dan menekankan pentingnya pembukaan kembali bandara internasional Sana’a dan pelabuhan Al-Hudaidah.
Presidium parlemen Yaman (Sana’a) meminta semua warga Yaman untuk bergabung dengan kampanye “Badai Yaman” dan bersiap di garis depan untuk menghadapi koalisi agresor.
Parlemen Sana’a sekali lagi menyalahkan koalisi Saudi atas memburuknya situasi kemanusiaan di Yaman sebagai akibat dari eskalasi pengepungan dan kurangnya turunan minyak, dan meminta PBB untuk memenuhi kewajiban hukum dan moralnya dalam hal ini.
Baca Juga : Satu Tersangka Dalam Teror Martir Qasem Soleimani Terpilih Jadi Dubes AS di Yaman
Seorang juru bicara perusahaan minyak Yaman pekan lalu mengatakan bahwa sebuah kapal yang membawa bensin darurat untuk Yaman telah disita oleh para agresor ketika negara ini sedang mengalami krisis bahan bakar terburuk sejak dimulainya agresi koalisi Saudi.