Saat-Saat Akhir dari Gencatan Senjata

Saat-Saat Akhir dari Gencatan Senjata

Sana’a, Purna Warta Sebuah situs web Yaman menulis bahwa ketika hari-hari akhir gencatan senjata Yaman semakin dekat, utusan khusus PBB telah mempresentasikan rencana untuk memperpanjangnya.

Gencatan senjata dua bulan di Yaman dimulai pada 2 April tahun ini dan pada 2 Juni utusan PBB untuk urusan Yaman, Hans Grandberg, mengumumkan bahwa pihak-pihak yang bertikai di Yaman sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua bulan lagi (sampai 2 Agustus) dengan persyaratan yang sama seperti perjanjian gencatan senjata awal.

Baca Juga : Duta Besar Yaman di Suriah Ucapkan Selamat Ke Hizbullah

Situs web Al-Khabar Al-Yemeni menulis dalam laporan tentang hal ini, hari Sabtu (30/7) bahwa gencatan senjata mendekati saat-saat terakhirnya dan Hans Grandberg utusan khusus PBB untuk urusan Yaman berupaya untuk memperpanjangnya. Tetapi Sana’a percaya bahwa periode gencatan senjata sebelumnya adalah pengalaman yang menyakitkan dan tidak mungkin untuk mengulanginya karena koalisi agresor tidak mematuhi klausul gencatan senjata dan sejauh ini belum menerima konsultasi tentang masalah politik dan militer.

Dalam kelanjutan laporan ini, mengutip sumber informasi, Grandberg mempresentasikan rencana untuk memperpanjang gencatan senjata selama tiga bulan, bahwa kompensasi akan dibayarkan untuk jumlah perjalanan ke bandara Sana’a dan jumlah kapal ke pelabuhan Al-Hudaidah. Tapi Sana’a telah mengumumkan bahwa bandara Sana’a dan pelabuhan Hodeidah harus dibuka kembali sepenuhnya dan gaji pegawai pemerintah harus dibayar penuh dari sumber minyak mentah dan pelabuhan Al-Hudaidah. Dan sampai ini tidak tercapai, maka perpanjangan gencatan senjata tidak akan berguna, dan koalisi agresor bertanggung jawab atas eskalasi ketegangan.

Al-Khabar Al-Yemeni menambahkan bahwa pembicaraan tentang tuntutan Sana’a masih berlangsung dan belum ada hasil yang dicapai sejauh ini.

Pekan lalu, Steven Fagin, duta besar AS untuk Yaman, mengumumkan adanya pertemuan para diplomat (tetapi dia tidak menyebutkan nama mereka) dengan Hans Grandberg, utusan khusus PBB untuk urusan Yaman, di Arab Saudi.

Baca Juga : Kepentingan Bersama Saudi dan Prancis, Menjarah Kekayaan Yaman

Menurut laporan Anadolu Agency, Fagin yang hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa Amerika menekankan dukungan terhadap upaya PBB di Yaman dan pentingnya gencatan senjata di negara ini.

Dia menambahkan bahwa Washington meminta pihak-pihak dalam gencatan senjata di Yaman untuk mematuhi kewajiban mereka dan mendukung perjanjian gencatan senjata baru untuk jangka waktu yang lebih lama.

Berita ini diumumkan saat Tim Landerking, utusan khusus AS untuk urusan Yaman, melakukan perjalanan ke Riyadh di Arab Saudi dan Amman di Yordania mulai 25 Juli untuk melanjutkan upaya perjanjian gencatan senjata yang lebih lama dengan koordinasi Grandberg.

Surat kabar Al-Akhbar menulis dalam sebuah laporan tentang hal ini, bahwa koalisi Saudi-Emirat tidak memiliki banyak pilihan untuk mendapatkan persetujuan dari para pemimpin Sana’a untuk memperpanjang gencatan senjata, dan Sana’a sepenuhnya menentang perpanjangan dalam bentuknya yang sekarang.

Baca Juga : Iran Dukung Kebijakan Satu China dan Perlawanan Unilateralisme AS Yang Merusak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *