Riyadh Terima Tuntutan Ansarullah

Riyadh Terima Tuntutan Ansarullah

Sana’a, Purna Warta Sumber-sumber informasi mengumumkan bahwa Riyadh telah menerima tuntutan-tuntutan Ansarullah Yaman dalam gencatan senjata, terutama terkait kasus kemanusiaan, termasuk pembayaran gaji pegawai pemerintah, dan sebagai hasilnya, kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan tentang perpanjangan gencatan senjata.

Menurut surat kabar Lebanon Al-Akhbar, sumber informasi mengumumkan: Baru-baru ini, delegasi Saudi yang dipimpin oleh Mohammed Al-Jaber, duta besar Saudi untuk Yaman, melakukan perjalanan ke Sana’a dan berdiskusi dengan Ansarullah Yaman tentang perpanjangan gencatan senjata. Penundaan kunjungan Hans Grandberg, utusan PBB untuk Yaman, ke Sana’a atas permintaan Arab Saudi agar tidak ada masalah dalam negosiasi dengan Ansarullah.

Baca Juga : Penggunaan Sungai Efrat oleh Turki sebagai Senjata Melawan Suriah

Telah disepakati bahwa uang yang akan dikeluarkan untuk membayar gaji para pegawai pemerintah akan dikirim ke Sana’a setiap bulan melalui pesawat. Selain itu, tujuan penerbangan bandara Sana’a mencakup Mesir, Qatar, Yordania, India, dan Malaysia. Semua pembatasan impor ke pelabuhan Al-Hudaidah akan dihapus.

Kunjungan delegasi Saudi ke Sana’a berlangsung setelah kunjungan kedua delegasi Oman ke Sana’a. Delegasi Oman bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Yaman yang berafiliasi dengan Ansarullah.

Ansarullah menyediakan peta dari semua pangkalan vital yang dapat ditargetkannya. Ansarullah mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengizinkan bandara Riyadh dibuka sementara bandara Sana’a tetap ditutup.

Sayyid Abdul Malik al-Houthi, pemimpin Ansarullah Yaman, mengumumkan dalam pertemuan ini bahwa setiap upaya untuk merusak larangan ekspor minyak dari selatan dan timur negara itu akan ditanggapi dengan serangan yang meluas.

Sumber-sumber ini mengatakan bahwa ancaman ini membuka jalan untuk mencapai kesepakatan.

Hingga hari Senin (16/1), Riyadh berusaha menampilkan diri sebagai mediator, dan Ansarullah menentang isu ini, sedangkan struktur perjanjian yang akan diumumkan dalam beberapa jam ke depan masih dalam peninjauan.

Di bawah bayang-bayang suasana positif negosiasi antara Sana’a, Oman dan Riyadh, Grandberg tiba di Yaman pada hari Senin (16/1) untuk meninjau perjanjian perpanjangan gencatan senjata.

Menurut sumber-sumber tersebut, Ansarullah mampu mencapai tuntutan-tuntutannya terkait kasus kemanusiaan sekaligus menjamin pelaksanaannya, terutama terkait gaji para pegawai. Ini akan memungkinkan perjanjian diperpanjang untuk jangka waktu enam bulan.

Menurut sumber-sumber tersebut, ada kesepakatan awal tentang pembayaran gaji para pegawai, penyelesaian kesepakatan pertukaran tahanan, pembukaan kembali jalan-jalan di Taiz dan provinsi lain, pengurangan pembatasan bandara internasional Sana’a dan pelabuhan Al-Hudaidah, serta kelanjutan gencatan senjata di berbagai front dengan tujuan membuka jalan bagi perdamaian permanen.

Baca Juga : Kepala Komite Bantuan Iran Tekankan Dukungan Tehran untuk Damaskus

Kunjungan Grandberg ke Sana’a bertepatan dengan diadakannya pertemuan khusus tentang Yaman di Dewan Keamanan. Untuk pertama kalinya, Grandberg mempresentasikan laporannya dari Sana’a secara virtual dan menyaksikan keseimbangan dan koordinasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Mantan menteri luar negeri Yaman Abulkar al-Qurabi mengumumkan dalam sebuah tweet bahwa ini menunjukkan kemajuan positif dalam negosiasi.

Muhammad Ali al-Houthi, anggota dewan politik Ansarullah Yaman, juga mengumumkan bahwa ada diskusi tentang hak dan tuntutan Ansarallah untuk menghentikan perang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *