Sana’a, Purna Warta – Ketua Komite Revolusi Tertinggi Yaman dan seorang anggota biro politik Ansarullah bereaksi terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB untuk memperpanjang embargo senjata terhadap gerakan tersebut.
Dewan Keamanan PBB sepakat pada hari Senin (28 Februari) untuk memperpanjang larangan senjata terhadap Ansarullah Yaman.
Baca Juga : Organisasi Pelarangan Senjata Kimia Serahkan Laporan Palsu
Menurut Reuters, Dewan Keamanan meloloskan resolusi yang diusulkan oleh Uni Emirat Arab yang menyerukan perpanjangan embargo senjata yang dikenakan pada sejumlah pemimpin Ansarullah ke seluruh kelompok ini.
Kepala Komite Revolusi Tertinggi Yaman, Mohammad Ali al-Houthi, sebagai tanggapan atas masalah ini menulis di Twitter, Kejahatan perang dan penargetan Yaman yang disengaja oleh negara-negara Amerika, Inggris, Saudi, dan agresi Emirat adalah tolak ukur untuk melarang senjata mereka jika keadilan adalah tujuannya, bukan uang yang menghilangkan keputusan larangan dan mengabaikan setiap kejahatan.
Dia melanjutkan, Amerika dan Inggris, dan yang lainnya, setelah memastikan bahwa setelah senjata mereka terjual di Teluk Persia, mereka akan menguji senjata-senjata ini dalam menyerang Yaman dan menguji efektivitas senjata-senjata tersebut dengan membunuh anak-anak Yaman.
Seperti di Palestina, rakyat Palestina dilucuti senjata mereka dan diberikan kepada rezim yang melakukan kejahatan perang.
Baca Juga : Pembebasan Tahanan Yaman di Front Ma’rib
Al-Houthi mengatakan: Republik Yaman sekarang memiliki senjata modern yang tidak dimiliki sebelumnya, dan ini berkat karunia Allah swt dan merupakan jihad para pemberani Yaman yang telah mencapainya, serta ini merupakan kekalahan koalisi Amerika-Inggris-Saudi-UEA dan sekutu militernya.
Mohammad Al-Bukhaiti, anggota biro politik Ansarullah, juga mengatakan bahwa Keputusan Dewan Keamanan untuk memperpanjang embargo Yaman dari pembelian senjata dan mencabut hak Yaman untuk membela diri dengan persetujuan Amerika, Inggris dan Prancis dengan Rusia dan Cina mengungkapkan kebutuhan dunia akan tatanan dunia baru, berdasarkan keadilan, dan kami katakan kepada negara-negara yang memberikan suara pada keputusan yang tidak adil itu kalian dan keputusan kalian berada di bawah kaki kami karena kami percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sebelumnya, Dewan Keamanan mengeluarkan resolusi yang memperpanjang larangan pengiriman senjata ke Yaman meliputi gerakan Ansarullah, setelah itu terbatas pada individu dan perusahaan tertentu.
Beberapa pakar PBB menggambarkan Yaman sebagai tempat krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
Baca Juga : Inggris Habiskan Rp 57,5 Triliun untuk Propaganda Serang Suriah
Lebih dari 75% penduduk Yaman saat ini membutuhkan semacam bantuan dan dukungan kemanusiaan. Dari jumlah tersebut, jutaan tidak tahu dari mana makanan mereka berikutnya akan datang.