Sana’a, Purna Warta – Wakil Menteri Penerangan Yaman menekankan bahwa pihak berwenang Yaman akan menyelidiki eksekusi di Arab Saudi, termasuk eksekusi terhadap sejumlah warga negara Yaman.
Wakil Menteri Informasi Yaman Fahmi Al-Yousefi menekankan bahwa pihak berwenang Yaman akan menyelidiki eksekusi di Arab Saudi dan akan menginformasikan kepada publik tentang hasilnya.
Baca Juga : Amerika Curi Minyak Suriah dengan 24 Truk Tanker
Mengacu pada eksekusi lebih dari 80 orang, termasuk beberapa warga Yaman di Arab Saudi dalam satu hari, Al-Yousefi mengatakan: Tidak mengherankan jika rezim Saudi mengeksekusi begitu banyak orang dalam satu hari atas tuduhan aksi teroris, karena rezim ini sejak awal menganut kebijakan kebiadaban.
Wakil Menteri Penerangan Yaman tersebut menambahkan: Arab Saudi akan mencoba menstigmatisasi korban Yaman dengan terorisme yang kemudian mengeksekusi mereka, sedangkan terorisme adalah bagian dari struktur sistem Saudi, yaitu karena darahnya bercampur dengan Wahhabisme dan menjadi saudara.
Al-Yousefi menekankan bahwa pemerintah Saudi telah melancarkan perang suku di wilayah tersebut.
Baca Juga : Koalisi Saudi Bombardir Ma’rib dan Hajjah 15 Kali
Kementerian Dalam Negeri Saudi hari Sabtu (12/3) mengkonfirmasi pelaksanaan eksekusi 81 orang. AFP juga melaporkan bahwa Arab Saudi telah mengeksekusi 81 orang dalam satu hari atas pelanggaran terkait terorisme.
Menurut sebuah pernyataan dari Kementerian Dalam Negeri Saudi, tujuh warga negara Yaman dan satu warga Suriah termasuk di antara mereka yang dieksekusi hari ini, bersama dengan warga negara Saudi lainnya.
Partai oposisi Saudi “Liqa'” di Semenanjung Arab mengeluarkan pernyataan yang bereaksi terhadap eksekusi rezim Saudi terhadap 81 orang, termasuk 41 pemuda dari daerah Syiah Al-Ahsa dan Al-Qatif.
Baca Juga : Serangan Artileri Saudi Tewaskan 1 Warga Sipil dan Lukai 2 Lainnya
Partai oposisi mencatat bahwa rezim Saudi telah melukai hati nurani rakyat Saudi dan masyarakat internasional dengan melakukan lebih banyak kejahatan terhadap orang yang tidak bersalah.
Dengan menyalahgunakan slogan “Perang Melawan Terorisme” dan situasi internasional saat ini di mana dunia terlibat dalam perang Ukraina dan ketegangan antara Rusia dan Barat, mereka telah melakukan “pembantaian” yang mengerikan terhadap sekelompok anak muda yang menggunakan hak mereka yang sah atas kebebasan berekspresi, kesetaraan dan kebebasan untuk mengekspresikan pandangan mereka dan menikmati hak-hak yang sah dan adil.