Sana’a, Purna Warta – Seorang anggota dewan politik gerakan Ansarullah bereaksi terhadap niat gerakan Palestina Hamas untuk melanjutkan hubungan dengan Suriah.
Pada 28 Juni, Khalil al-Hayya, kepala kantor hubungan Arab dan Islam Hamas, mengumumkan dalam sebuah wawancara rinci dengan surat kabar Al-Akhbar, menjelaskan peran Iran dalam poros perlawanan, bahwa gerakan itu bermaksud untuk melanjutkan hubungannya dengan Damaskus.
Baca Juga : Penasehat AS: Normalisasi Saudi – Israel Butuh Proses
Menurut laporan Anadolu, Minggu kemarin (10/7), delapan cendekiawan yang berafiliasi dengan berbagai lembaga dan pusat meminta gerakan Hamas untuk mempertimbangkan kembali keputusan ini.
Dalam hal ini, Mohammad Al-Bukhaiti, anggota Dewan Politik Gerakan Ansarullah Yaman, menulis di Twitter-nya: Saya tidak bisa menggambarkan kebahagiaan saya atas kembalinya hubungan antara Suriah dan Hamas, yang telah lama tertunda. Mengapa para ulama yang mengutuk tindakan ini menjadi diam ketika Turki melanjutkan hubungan diplomatik dengan Israel? Ini menunjukkan bahwa mereka mendukung hasutan dan apa yang mengganggu Israel juga mengganggu mereka.
Baca Juga : Kehadiran Menteri Pertahanan Turki di Suriah Utara
Beberapa jam kemudian, dia menulis di tweet lain: Inggris tidak berhenti menduduki Palestina dan melaksanakan Perjanjian Balfour, tetapi intelijen Inggris menciptakan kelompok Islam yang misinya adalah untuk menghadapi semua orang yang menentang proyek Zionis Israel di wilayah tersebut, dari sayap kiri dan nasionalis hingga poros perlawanan. Mengapa para cendekiawan (ulama) ini tidak mengutuk Erdogan ketika dia menyambut kepala rezim Zionis Israel?