Sana’a, Purna Warta – Kesepakatan senjata Prancis dengan Uni Emirat Arab bertepatan dengan kejahatan perang koalisi Saudi di Yaman, memicu reaksi dari ketua Komite Revolusi Tertinggi Yaman.
Mohammed Ali al-Houthi, ketua Komite Revolusi Tertinggi Yaman dan anggota senior Ansarullah, mengutuk kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Arab Saudi bersamaan dengan kejahatan koalisi Saudi terhadap warga sipil dan anak-anak di provinsi Taiz.
Baca Juga : PBB Serukan Upaya Lebih Untuk Kembali Pada Kesepakatan JCPOA
Al-Houthi menulis di halaman Twitter-nya: Kami mengingatkannya bahwa undangannya ke negara-negara Eropa untuk menjual senjata ke negara-negara koalisi agresor akan mengarah pada kejahatan perang di Yaman. Statistik awal dari sini (kejahatan di Taiz) menunjukkan tewasnya 18 warga sipil dan sejumlah orang lainnya terluka.
Pada hari Jumat (3/12), Presiden Prancis bertemu dengan Mohammed bin Zayed Al Nahyan, Putra Mahkota Abu Dhabi, di sela-sela Dubai Expo 2020.
Berkenaan dengan hal ini, Macron menulis di Twitter: Dengan UEA, kami sekarang telah menyelesaikan penjualan 80 pesawat Rafale dan 12 helikopter Caracal. Kami bekerja sama dengan percaya diri untuk keamanan kami sendiri.
Baca Juga : Jet-Jet Koalisi Saudi Bombardir Bandara Sana’a Yaman
Macron kemudian bertemu dengan Emir Qatar, Tamim bin Hamad, dan dijadwalkan akan melanjutkan kunjungannya ke Arab Saudi untuk bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.