Hadramaut, Purna Warta – Skala protes kemarahan rakyat di provinsi-provinsi selatan Yaman terhadap inefisiensi pemerintahan Mansour Hadi telah meluas, dan semakin banyak kota yang bergabung dengan protes.
Provinsi-provinsi yang diduduki oleh pemerintah Yaman yang terguling (pemerintah Mansour Hadi) telah menjadi tempat protes rakyat yang intens selama berhari-hari terhadap inefisiensi, kondisi hidup yang buruk dan pemadaman listrik jangka panjang.
Baca Juga : Tentara Yaman Kuasai al-Sawma’ah di al-Bayda
Menurut situs web Al-Khabar Al-Yemeni, skala protes di provinsi selatan Yaman terhadap koalisi Saudi dan pemerintah Mansour Hadi telah meningkat, dan tadi malam (Selasa, 14 september) penduduk kota Lawdar di provinsi Abyan dan kota Tarim di provinsi Hadramaut turun ke jalan untuk hari ketiga mereka datang dan menuntut pengusiran pasukan koalisi Saudi, pemerintah Hadi dan Dewan Transisi Selatan yang berafiliasi dengan UEA, dari Yaman. Mereka memprotes kurangnya layanan pemerintah dan menurunnya nilai mata uang Yaman.
Kota pesisir Al-Mukalla di provinsi Hadhramaut juga menyaksikan protes rakyat untuk hari kelima, dan kota itu dalam keadaan darurat dan puluhan orang telah ditangkap sejauh ini.
Namun di kota Aden (pusat pemerintahan Mansour Hadi), gerakan “Pemuda Aden” mengeluarkan pernyataan yang menyerukan revolusi rakyat yang meluas di provinsi-provinsi selatan.
Pernyataan gerakan itu mengatakan: Bangunlah karena kebenaran tidak sejalan dengan kelambanan. Angkat suaramu karena kebebasan tidak mengakui seorang pendiam. Nyalakan revolusi dan ketahuilah bahwa hanya revolusi yang akan memenuhi keinginanmu.
Menurut sumber-sumber lokal, para pengunjuk rasa di kota itu kemarin mencoba untuk berbaris di istana al-Ma’ashiq, di ibu kota pemerintah Yaman yang terguling, tetapi ditembak oleh pasukan Saudi.
Baca Juga : Seorang Warga Yaman Tewas dalam Protes terhadap STC di Aden
Warga yang marah juga membakar ban dan merobek foto para pemimpin Saudi dan Mansour Hadi.
Warga kota Khor Makser, Al-Ma’la, Kawah dan Al-Mansourah di Aden juga telah memprotes tidak terpenuhinya tuntutan mereka dan telah melakukan protes dalam beberapa hari terakhir.
Protes di kota Al-Ma’la menyebabkan bentrokan antara pasukan keamanan dan masyarakat, yang menewaskan satu orang dan tiga orang luka-luka. Para pengunjuk rasa melihat koalisi Saudi di belakang layar menekan protes.
Menurut situs web Akhbarelyoum, pengunjuk rasa di provinsi Hadramaut memblokir Jalan Internasional Yaman ke Oman kemarin, yang dibuka kembali dengan intervensi pasukan tentara. Demonstrasi di provinsi tersebut telah berlangsung selama lima hari, dan kota-kota Al-Raydah, Qusayar dan Al-Hami baru-baru ini bergabung dalam protes.
Namun di provinsi Lahij, Yaman selatan, pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan utama ibu kota provinsi ini, pada hari Senin (13/9), menutup pintu masuk dan keluar kota, termasuk menutup sebuah jembatan.
Baca Juga : Protes Rakyat Yaman terhadap Pemerintah Hadi dan Kelompok Sekutu UEA di Aden
Pejabat-pejabat di provinsi Shabwa, provinsi Yaman selatan lainnya, meminta para pejabat keamanan untuk waspada dan bersiap. Gubernur Shabwa memperingatkan Dewan Transisi Selatan tentang hasutan dari warga provinsi ini untuk mengadakan protes.
Reuters tentang protes ini menulis bahwa alasan utama kemarahan rakyat, selain devaluasi tajam riyal Yaman, adalah pemadaman listrik yang sering dan dalam jangka panjang.
Kantor berita ini menulis bahwa Janji buruk pemerintah Saudi berkenaan pengiriman bahan bakar ke Yaman selatan telah menyebabkan pembangkit listrik kehilangan 80 persen dari kapasitas produksinya, yang menyebabkan pemadaman yang meluas di provinsi-provinsi selatan.
Alasan lain untuk protes rakyat adalah tidak adanya kabinet pemerintah Abdrabbuh Mansour Hadi di kota Aden. Semua menteri pemerintahan Mansour Hadi menginap di hotel-hotel di Riyadh, dan ironisnya media menyebut pemerintah ini sebagai kabinet hotel.
Baca Juga : Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman Tekankan Pembukaan Kembali Bandara Sana’a
Pada November 2019, pemerintah Yaman yang terguling yang dipimpin oleh Abdrabbuh Mansour Hadi dan Dewan Transisi Selatan Yaman menandatangani Kesepakatan/Perjanjian Riyadh, yang membentuk kabinet baru dari anggota kedua belah pihak, tetapi bagian militer dari perjanjian itu terus menghadapi hambatan.
Berdasarkan perjanjian tersebut, anggota kabinet kembali ke Aden, tetapi Maret lalu, anggota kabinet Aden kembali ke Riyadh menyusul penggerebekan oleh para pengunjuk rasa di istana al-Ma’ashiq.
Saat ini, media yang berafiliasi dengan pemerintah Mansour Hadi mencoba untuk memperkenalkan target protes adalah Kelompok Dewan Transisi Selatan (yang didukung oleh UEA). Media-media ini juga menganggap Dewan Transisi bertanggung jawab untuk mengendalikan para pengunjuk rasa.