Sana’a, Purna Warta – Dengan menggelar upacara yang dihadiri ribuan tentara, Sana’a melayangkan pesan dengan menggambarkan kekuatan dan kesiapan tempurnya untuk menghadapi para agresor.
Provinsi Dhamar Yaman dalam minggu ini menyaksikan parade dalam upacara wisuda militer wilayah tengah di bawah komando Abdul Khaliq al-Houthi, dengan kehadiran tiga ribu tentara dan menampilkan peralatan militer dengan tema “In ‘Udtum’ Udna” jika kalian kembali (melakukan kejahatan), niscaya Kami kembali (mengazab kalian).
Baca Juga : Penunjukan Gubernur Kepulauan Socotra
Situs Motabaat menulis dalam berita tentang ini, Sana’a menunjukkan kesiapan ribuan tentara dan peralatan militernya dengan parade ini, sebuah tindakan yang oleh para analis militer digambarkan sangat luar biasa.
Dalam upacara ini, para pemimpin senior Sana’a hadir, termasuk “Mahdi Al-Mashat”, kepala Dewan Politik Tertinggi dan komandan Angkatan Bersenjata Yaman, “Mohammad Ali Al-Houthi”, anggota Dewan Politik Tertinggi , “Abdul Aziz Bin Habtour”, Perdana Menteri Pemerintah Keselamatan Nasional, “Mohammed Nasser Al-Atafi”, Menteri Pertahanan, Hamoud Ebad, walikota Sana’a, dan Yahya Saree, juru bicara Angkatan bersenjata Yaman.
Saluran berita Al-Masirah melaporkan dengan mengutip Al-Mashat bahwa kesiapan tinggi, pelatihan, kesadaran dan wawasan angkatan bersenjata adalah salah satu masalah yang paling penting dalam perang dan perdamaian. Pasukan Yaman, dengan disiplin terus menerus, memenuhi tanggung jawab mereka dalam menghadapi koalisi agresor.
Baca Juga : Salah Langkah Besar Pertama Liz Truss
Komandan angkatan bersenjata Yaman menekankan bahwa mereka akan menang tahun ini dan mengatakan bahwa pasukan negara ini berada di puncak persiapan.
Baru-baru ini, Abdul Aziz bin Habtour, Perdana Menteri Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, mengatakan bahwa persetujuan dewan politik dan pemerintah untuk setiap gencatan senjata tergantung pada pencapaian nyata dalam beberapa bulan terakhir.
Dia mengatakan bahwa pentingnya membayar gaji karyawan, yang telah dihentikan sejak tujuh tahun lalu, dan pembukaan kembali bandara Sana’a untuk lebih dari satu tujuan perjalanan, adalah kunci keberhasilan perjanjian gencatan senjata di masa depan.
Juga dalam minggu ini, Dewan Kepresidenan Yaman (berafiliasi dengan koalisi agresor) mengumumkan bahwa mereka telah menerima proposal baru dari Hans Grandberg, utusan khusus PBB untuk urusan Yaman, untuk memperpanjang gencatan senjata dan akan meninjaunya.
Di sisi lain, Mohammad Abdul Salam, juru bicara Ansarullah dan kepala tim perunding Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, mengumumkan bahwa ia tiba di Sana’a pada hari Minggu (31/7) dengan pesawat Oman dan ditemani oleh delegasi dari Oman.
Baca Juga : Iran: Kunjungan Pelosi Ke Taiwan Timbulkan Kejutan Besar di Tingkat Internasional
Dia menambahkan bahwa perjalanan ini dilakukan untuk membahas perkembangan terkait dengan gencatan senjata serta proposal Grandberg untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan dan ekonomi.
Gencatan senjata dua bulan di Yaman dimulai pada 2 April tahun ini dan pada 2 Juni utusan PBB untuk urusan Yaman, Hans Grandberg, mengumumkan bahwa pihak-pihak yang bertikai di Yaman sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua bulan lagi (sampai 2 Agustus) dengan persyaratan yang sama seperti perjanjian awal.