Sana’a, Purna Warta – Kepala Dewan Kepresidenan pemerintah Yaman yang mengundurkan diri dan buron membuat pernyataan selama perjalanannya ke provinsi timur Al-Mahrah, yang oleh beberapa media dianggap sebagai awal untuk memisahkan provinsi ini dari Yaman.
Baca Juga : Situasi Kemanusiaan di Yaman Semakin Parah
Rashad Al Alimi, kepala dewan kepresidenan di pemerintahan Yaman yang mengundurkan diri, yang berafiliasi dengan koalisi Arab Saudi, selama perjalanannya baru-baru ini ke provinsi Al Mahrah, selama pernyataannya, memberikan provinsi ini gelar otonomi dan juga mendeklarasikan Bahasa Mahhri sebagai bahasa resmi di provinsi ini, hal ini menimbulkan reaksi media Yaman dan opini publik Yaman.
Kantor berita Yaman Al-Khabar menulis sebagai tanggapan atas perjalanan tersebut, Rashad Al-Alimi berasal dari kediamannya di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, minggu lalu dia pergi ke Al-Mahrah dan memasuki bandara provinsi ini, kemudian dari di sana dia pergi ke pangkalan Arab Saudi dan dalam pertemuan tidak ada bendera Yaman di sisinya.
Dalam keterangannya, ia juga mengatakan bahwa Provinsi Al-Mahrah telah mampu mandiri di bidang administrasi dan administrasi keuangan.
Menurut media Yaman ini, dengan pernyataan tersebut, Al-Alimi secara resmi telah mengumumkan pemisahan provinsi Al-Mahrah yang memiliki lokasi strategis di Laut Arab dan Samudera Hindia.
Al-Khabar menulis bahwa perjalanan Al-Alimi terjadi dalam kerangka langkah Arab Saudi; Arab Saudi ingin memisahkan wilayah timur dan selatan Yaman dari bagian utaranya dan membawanya di bawah kekuasaannya di masa depan.
Baca Juga : Pernyataan Aneh Kepala dewan Kepresidenan di Yaman Timur
Surat kabar Al-Arab London juga menulis bahwa tindakan dan pernyataan Al-Alimi ini sejalan dengan visi Arab Saudi untuk wilayah Yaman ini.Kemungkinan besar dia akan menghadapi penolakan dari penduduk Yaman di provinsi ini dan tetangga timur Yaman, Oman.
Proyek minyak menjadi prioritas Arab Saudi di Al-Mahrah.
Menurut laporan Al-Khabar, Riyadh mencoba mengubah provinsi ini menjadi jalur pengiriman minyaknya dari timur dan Teluk Persia ke Laut Arab dan melewati Selat Hormuz.
Karena itu, untuk mengakses proyek-proyek tersebut, pasukan Arab Saudi memasuki provinsi Al-Mahrah pada pertengahan 2018, sementara provinsi ini jauh dari perang dan ketegangan.
Namun Arab Saudi mengerahkan banyak pasukan di sejumlah pangkalan dan fasilitas ekonomi penting di provinsi ini.
Dalam lanjutan laporan kantor berita tersebut disebutkan bahwa gerakan baru Arab Saudi di provinsi Yaman ini dan keputusan Riyadh untuk memisahkannya dari Yaman menunjukkan kemajuan dalam negosiasi dengan Sana’a; Karena Arab Saudi sedang berusaha untuk menentukan situasi provinsi ini sebelum ada kesepakatan.
Baca Juga : Gerakan Mencurigakan Amerika Serikat di Perbatasan Suriah
Provinsi Al-Mahrah terletak di timur Yaman dan memiliki luas 82.405 kilometer persegi.
Di provinsi ini terdapat dataran, pantai dan dataran tinggi yang signifikan serta daerah pegunungan dan gurun.
Provinsi ini juga memiliki garis pantai yang panjang di Laut Arab dan Samudera Hindia yang panjangnya hampir 560 km. Provinsi ini juga memiliki sumber daya mineral, pertanian, dan air yang signifikan, serta pemandangan indah dan peluang investasi besar terletak di dalamnya.