Sana’a, Purna Warta – Sebuah delegasi komite militer dari Yaman melakukan perjalanan ke Yordania untuk meninjau dan memantau pelanggaran gencatan senjata.
Sumber berita Yaman melaporkan perjalanan komite militer dari Sana’a ke Yordania untuk menyelidiki dan memantau pelanggaran gencatan senjata.
Baca Juga : 40 Pelanggaran Perjanjian Gencatan Senjata di Al-Hudaidah
Yahya Abdullah al-Razami, kepala Komite Militer Nasional Yaman, mengatakan kepada al-Masirah bahwa kami akan membahas dengan pihak-pihak terkait, masalah pelanggaran militer [gencatan senjata] dan pembukaan kembali beberapa jalan.
Al-Razami menekankan bahwa pemerintah Keselamatan Nasional Yaman menekankan pada perdamaian dan interaksi positif berdasarkan perjanjian gencatan senjata militer dan kemanusiaan.
Sebuah komite militer Yaman melakukan perjalanan ke Yordania dari Sana’a Juni lalu untuk meninjau dan memantau pelanggaran gencatan senjata. Sebuah sumber di komite militer mengatakan: Partisipasi Sana’a dalam pembicaraan Amman berarti komitmennya terhadap perdamaian dan interaksi positif terhadap gencatan senjata yang ditetapkan oleh upaya Perserikatan Bangsa-Bangsa, terlepas dari kenyataan bahwa pihak lain menghindari implementasi banyak ketentuan-ketentuannya.
Baca Juga : Iran: Pernyataan Akhir KTT G7 Tidak Berdasar, Sepihak, Tidak Adil
Sumber ini menekankan kepatuhan pada prinsip-prinsip posisi nasional dan segala sesuatu yang menjamin martabat, kedaulatan, dan kemerdekaan Yaman.
Pada tanggal 2 April lalu, utusan PBB mengumumkan dimulainya gencatan senjata dua bulan di Yaman dan penghentian serangan militer darat, laut dan udara, dan pembwrian izin masuknya 18 kapal pengangkut bahan bakar ke pelabuhan Al-Hudaidah serta pemberian izin penerbangan mingguan ke dan dari Bandara Internasional Sana’a.
Berkaitan dengan hal ini, Mehdi Al-Mashat, kepala Dewan Politik Tertinggi Yaman, menekankan bahwa koalisi Saudi telah melanggar gencatan senjata di Yaman ribuan kali, dan mengatakan bahwa koalisi ini telah melakukan lebih dari 2.000 serangan rudal dan artileri selama gencatan senjata.
Dia menyatakan bahwa rakyat Yaman tidak merasakan perbedaan antara periode gencatan senjata dan tidak adanya gencatan senjata, dan menekankan bahwa Yaman tidak menentang perpanjangan gencatan senjata, tetapi tidak dapat menerima gencatan senjata di mana masalah rakyat tetap berlanjut.
Baca Juga : Begini Strategi Iran dan Rusia Hadapi Sanksi Barat