Sana’a, Purna Warta – Dalam percakapan telepon, menteri luar negeri Amerika Serikat dan Inggris berbicara tentang serangan bersama di Yaman dan pembebasan tahanan Zionis Israel dari Gaza.
Menteri Luar Negeri Amerika Anthony Blinken melakukan percakapan telepon dengan timpalannya dari Inggris David Cameron pada Senin pagi.
Baca Juga : Serangan Amerika-Inggris Tingkatkan Kebencian Negara-Negara Kawasan
Dalam pernyataan yang mengumumkan berita ini, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa Blinken dan Cameron membahas langkah-langkah untuk menanggapi Houthi atas serangan ilegal mereka di Laut Merah.
Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa upaya pembebasan seluruh tahanan Zionis Israel di tangan Hamas dan tercapainya gencatan senjata di Jalur Gaza merupakan salah satu topik pembicaraan telepon antara menteri luar negeri Amerika Serikat dan Inggris.
Media-media Yaman Senin pagi melaporkan bahwa kapal perang Amerika dan Inggris sekali lagi melakukan serangan agresif di tanah Yaman.
Muhammad Al-Bukhaiti, seorang anggota senior kantor politik Gerakan Perlawanan Ansarullah Yaman, juga menanggapi agresi militer AS dan Inggris yang baru terhadap Yaman dan mengatakan bahwa serangan-serangan ini tidak membuahkan hasil.
Sebelumnya, Brigadir Yahya Saree, juru bicara angkatan bersenjata Yaman, menekankan bahwa serangan-serangan ini tidak akan menghalangi Yaman dari sikap moral, agama dan kemanusiaannya dalam mendukung rakyat Palestina dan serangan-serangan ini tidak akan dibiarkan begitu saja.
Baca Juga : Serangan Drone terhadap Pangkalan Militer AS di Suriah
Menyusul meningkatnya serangan rezim Zionis Israel di Jalur Gaza, angkatan bersenjata Yaman tidak mengizinkan kapal apa pun yang terkait dengan rezim ini dengan tujuan Palestina yang diduduki melewati Laut Merah dan selat Bab Al-Mandeb.
Sebagai kelanjutan dari dukungannya terhadap Tel Aviv, Amerika Serikat telah membentuk koalisi untuk menghadapi angkatan bersenjata Yaman setelah operasi Yaman melawan kapal-kapal Zionis Israel semakin intensif, dan koalisi Amerika tersebut telah beberapa kali menginvasi beberapa wilayah Yaman.