HomeInternasionalYamanPenerbangan Pesawat Mata-Mata Koalisi Saudi

Penerbangan Pesawat Mata-Mata Koalisi Saudi

Sana’a, Purna Warta – Koalisi Saudi masih tetap melanjutkan pelanggaran militernya, termasuk menerbangkan pesawat mata-mata bersenjata untuk melakukan serangan di lebih dari satu front.

Operasi penerbangan pesawat mata-mata koalisi Saudi tidak terbatas pada front-front perang, tetapi melampaui itu pesawat mata-mata mencapai daerah berpenduduk, termasuk ibu kota Yaman, Sana’a, yang menjadi saksi jatuhnya pesawat mata-mata buatan China milik koalisi Saudi yang ditembak jatuh oleh pertahanan angkatan udara Sana’a pada Senin malam lalu (23/5).

Baca Juga : Resmi, Irak Sahkan Draf UU Pidana Normalisasi dengan Israel

Sejak awal gencatan senjata dan hingga saat ini, jumlah pesawat mata-mata bersenjata milik koalisi yang ditembak jatuh saat melakukan permusuhan mencapai empat pesawat sebagai berikut:

Pada tanggal 4 Mei, pertahanan udara Sana’a menembak jatuh sebuah pesawat mata-mata buatan China “CH4” milik koalisi Saudi saat sedang melakukan aksi permusuhan di wilayah udara Distrik Haradh, Kegubernuran Hajjah.

Pada 21 Mei, pertahanan udara Sana’a menembak jatuh pesawat mata-mata koalisi Saudi kedua, “Karayel” buatan Turki, ketika sedang melakukan aksi permusuhan di daerah Hiran di provinsi Hajjah juga.

Pada tanggal 23 bulan yang sama, pertahanan udara Sana’a menembak jatuh pesawat mata-mata ketiga buatan China “CH4” milik koalisi Saudi yang melakukan tindakan permusuhan di wilayah udara ibukota Yaman, Sana’a.

Baca Juga : Cina sebut Teror terhadap Perwira IRGC adalah Kejahatan Perang

Pada 24 Mei, pertahanan udara Sana’a menembak jatuh sebuah pesawat mata-mata bersenjata buatan China “Wing Loong2” milik Angkatan Udara Saudi ketika pesawat itu melanggar gencatan senjata dan melakukan misi permusuhan di daerah Kitaf di perbatasan Najran.

Pelanggaran terus-menerus oleh koalisi Saudi terhadap gencatan senjata, dan pengiriman drone mata-mata mendapat reaksi keras dari Sana’a, di mana kepala tim perunding Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, Mohammad Abdul Salam, menegaskan bahwa pengiriman pesawat mata-mata ke wilayah udara ibukota Yaman, Sana’a adalah tindakan agresi yang menegaskan tidak adanya rasa hormat negara-negara koalisi agresor terhadap gencatan senjata yang ada.

Abdul Salam juga terkejut dengan diamnya PBB terhadap pelanggaran-pelanggaran ini, dan menulis dalam sebuah tweet di Twitter: Jika pesawat Yaman terbang di atas wilayah udara negara-negara agresi, sikap Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pihak-pihak lain akan berbeda, dan oleh karena itu, kami menganggap negara-negara agresor bertanggung jawab atas konsekuensi dari tindakan provokatif dan agresif tersebut.

Baca Juga : Ratusan Ribu Remaja Iran Ikrarkan Kesetiaan melalui Konser “Salam Farmandeh”

Seorang anggota tim perunding Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, Abdul Malik Al-Ajri, juga mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (24/5), bahwa penerbangan pesawat mata-mata tidak berhenti, dan kami memperingatkan PBB bahwa setiap pelanggaran akan ditangani, dan kami masih menahan diri.

Pelanggaran terus-menerus koalisi Saudi terhadap gencatan senjata dan kegagalannya untuk melaksanakan kewajibannya yang diatur dalam gencatan senjata terjadi pada saat PBB berusaha untuk memperbarui gencatan senjata, yang hanya memiliki beberapa hari tersisa. Pada saat yang sama Sana’a menegaskan bahwa perpanjangan gencatan senjata tergantung pada koalisi Saudi dalam melaksanakan kewajibannya, yang ditegaskan oleh Al-Ajri, yang mengatakan bahwa selama tidak ada komitmen terhadap ketentuan-ketentuan gencatan senjata, atas dasar apa kita ingin memperpanjangnya?

Namun tampaknya pihak koalisi Saudi acuh tak acuh terhadap peringatan Sana’a yang ditegaskan dengan kegagalannya melaksanakan syarat Sana’a, baik dari sisi kemanusiaan maupun militer.

Baca Juga : Ledakan Bom di Kota Aden

Mengingat hal tersebut di atas, perpanjangan gencatan senjata tetap bergantung pada langkah-langkah yang akan diambil PBB selama beberapa hari ke depan. Akankah PBB menekan pihak koalisi Saudi untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban kemanusiaannya dan menghentikan pelanggaran militernya, termasuk menghentikan pengiriman pesawat mata-mata ke ibu kota Yaman, Sana’a, dan daerah-daerah lainnya? Inilah yang akan terungkap dalam beberapa hari mendatang.

 

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here