Pemimpin Ansarullah tentang Hari Al-Quds

Sana’a, Purna Warta Pemimpin Ansarullah Yaman mengatakan bahwa tujuan Imam Khomeini dalam penamaan Jumat terakhir Ramadhan sebagai Hari Al-Quds adalah untuk mengingatkan umat Islam akan tanggung jawab mereka terhadap Quds dan Palestina.

Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman pada Kamis malam (28/4) menekankan bahwa Hari Al-Quds Internasional adalah hari mobilisasi publik umat Islam dan deklarasi sikap yang benar dalam masalah Palestina.

Baca Juga : Serangan terhadap Milisi Kurdi Suriah

Sayyid Abdul Malik Badruddin al-Houthi, pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, menekankan dalam pidato yang disiarkan di Al-Alam TV pada Kamis malam (28/4) bahwa dengan menamakan Hari Al-Quds, Imam Khomeini bermaksud untuk mengingatkan umat Islam akan tugas dan tanggung jawab mereka terhadap Palestina, dan Hari Al-Quds Sedunia adalah kesempatan untuk meningkatkan kesadaran yang penting untuk memerangi musuh.

Dia melanjutkan: Hari Al-Quds Sedunia adalah hari mobilisasi publik umat Islam dan deklarasi posisi yang tepat dalam masalah Palestina. Rezim zionis Israel dan di belakangnya lobi zionis di dunia adalah musuh Islam dan umat Islam dan harus dianggap musuh.

Pemimpin Ansarullah mencatat: Ketika orang-orang munafik terus mencoba mengubah pandangan mereka tentang musuh (Zionis Israel), pentingnya menjaga Hari Al-Quds Sedunia meningkat.

Baca Juga : Hari Alquds di Mata Pelajar Indonesia Timur Tengah

Rezim Zionis Israel berdiri didasarkan pada kejahatan, penjarahan dan perampasan hak serta pendudukan tanah Muslim.

Al-Houthi dalam mencatat bahwa beberapa rezim tentara bayaran dan pemerintah munafik berusaha meyakinkan negara-negara Muslim bahwa musuh (Zionis Israel) adalah sekutu dan teman, menyatakan bahwa rezim UEA, Arab Saudi dan Al Khalifa di Bahrain telah mengerahkan semua media mereka untuk mengarah pada satu titik temu dengan musuh.

Dengan menjelaskan bahwa rezim-rezim yang menormalkan hubungan dengan Israel, berusaha untuk mendidik generasi-generasi berikutnya agar bergantung pada Israel, menekankan bahwa tema perdamaian adalah sebuah penipuan, dan negara-negara tersebut bermaksud menggunakannya sebagai alat untuk bersatu dengan Zionis Israel dan memusuhi umat Islam.

Pemimpin Ansarullah dalam menekankan bahwa persahabatan rezim-rezim munafik dengan musuh (Zionis Israel) tidak ada gunanya bagi mereka kecuali konspirasi, mengatakan: Kalian membantu musuh kalian melawan bangsa kalian. Media-media musuh juga mengklaim bahwa mafia Israel telah menjadikam UEA sebagai sarang mereka.

Baca Juga : Skenario Sanaa Melawan Makar Gencatan Senjata Saudi

Al-Houthi menyebut musuh Israel sebagai rezim yang merusak dan mengatakan: Rezim Zionis Israel bukanlah rezim biasa yang bisa hidup berdampingan. Eksistensi rezim ini di kawasan memainkan peran kefasadan dan destruktif di dalamnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *