Sana’a, Purna Warta – Pemimpin Ansarullah Yaman mengatakan bahwa sebelum revolusi, urusan negara berada di tangan duta besar AS dan bahwa perwalian asing telah menyebabkan keruntuhan dan pendudukan total Yaman.
Abdul Malik al-Houthi menyampaikan pidato pada kesempatan peringatan revolusi 21 September, yang dijelaskan secara rinci sebagai berikut: Situasi negara kita sebelumnya membuat kita mengerti bahwa revolusi tidak dapat dihindari dan merupakan kepentingan nyata bangsa kita yang tercinta. Masa sebelum revolusi 21 September adalah masa perwalian asing melalui penarikan kekuatan politik dari kemerdekaan bangsa kita. Perpindahan kekuatan politik dari kemerdekaan Yaman menyebabkan konsekuensi yang tragis, yang berpuncak pada keruntuhan total dan pendudukan total Yaman.
Dia menambahkan: Kekuatan yang berkuasa di negara kita sebelum revolusi disertai dengan resolusi Dewan Keamanan untuk menempatkan Yaman di bawah Bab 7 Piagam PBB. Duta Besar AS mengendalikan keputusan Yaman, dan kedutaan AS secara terang-terangan menjadi pemimpin negara. Kekuatan politik di negara kita berperilaku di depan kedutaan Amerika seolah-olah mereka telah menyerah pada perwaliannya. Situasi keamanan sebelum revolusi menyaksikan ledakan, pembunuhan dan penetapan elemen Takfiri.
Pemimpin Ansarullah Yaman mencatat: Musuh-musuh Yaman berusaha menghancurkan komponen-komponen kekuatan material dan spiritual rakyat kita agar benar-benar hancur dan kemudian mereka mampu menguasai bangsa ini. Situasi pra-revolusi berada di ambang kehancuran di semua bidang dan krisis politik menjadi lebih rumit. Kehancuran kekuatan politik pra-revolusi mendorong musuh untuk menargetkan Yaman di semua bidang. Jika situasi ekonomi, politik dan keamanan berlanjut seperti sebelum revolusi, maka Yaman akan runtuh sepenuhnya.
Jika bukan karena revolusi 21 September, pangkalan AS di Yaman akan diperluas dengan dalih memerangi al-Qaeda. Serangan terhadap Yaman dilakukan untuk mengabdi kepada Amerika Serikat, Israel dan Inggris dalam rangka penyerangan terhadap ummat. Menargetkan iman rakyat kita dan melemahkannya agar menyerah kepada musuh-musuhnya membuka jalan bagi normalisasi hubungan dengan rezim Zionis.
Dia menambahkan: Arab Saudi dan UEA adalah alat Amerika Serikat dan merupakan sapi perah. Amerika bertindak untuk menjaga kepentingan-kepentingan Israel di kawasan sebagai wakilnya. Suku-suku Yaman adalah pilar utama revolusi 21 September. Tujuan revolusi menjadi penjelas tujuan rakyat dari semua lapisan masyarakat, ras dan agama berdasar pada rasa kemanusiaan dan identitas iman.
Pemimpin Ansarullah Yaman menyampaikan: Revolusi 21 September adalah salah satu revolusi terbesar tanpa likuidasi atau kejahatan. Intervensi orang asing, terutama Amerika Serikat, adalah salah satu masalah terpenting yang dihadapi revolusi sejak awal. Komunitas internasional menutupi segala kejahatan terhadap bangsa kita. Namun terlepas dari itu semua, revolusi tetap menang dan mengejutkan dunia. Kami mencegah uasaha penggagalan revolusi, dan karena alasan ini, musuh memilih untuk berbenturan dengan rakyat Yaman dan menyerang mereka.
Houthi mengingatkan: Amerika dan sekutunya tidak bisa menerima kebebasan, kemerdekaan, dan martabat rakyat Yaman. Pasukan asing selalu memiliki nafsu untuk menelan Yaman dan sumber dayanya, di mana tentara bayaran mereka memainkan peran pemuas nafsu mereka. Negara-negara agresor berpikir bahwa mereka dapat menghancurkan kehendak bangsa kita dengan kejahatan dan pengepungan serta memaksa bangsa kita untuk menyerah.
Dia menyebutkan: Bahkan sebelum dimulainya perang, rezim Israel menghasut negara-negara lain untuk melawan Yaman dan, dengan kerja sama Amerika Serikat, Inggris dan kaki tangannya di kawasan, mereka melakukan konspirasi. Revolusi 21 September mengejutkan musuh, meskipun musuh selalu dikejutkan oleh ketahanan rakyat Yaman terhadap agresi dan pengepungan. Revolusi 21 September memiliki prinsip, moral, hati nurani untuk menyuarakan kemerdekaan dan rasa tanggung jawab yang tinggi, jadi kami melihat kesabaran dan keteguhan di dalamnya.
Pemimpin Ansarullah menunjukkan: Kesabaran rakyat kita adalah kesabaran para pencari kemerdekaan dan para syuhada, bukan kesabaran orang-orang yang tak berdaya dan terhina. Jadi hal itu berbuah, bangsa kita, baik pria maupun wanita, mengajarkan pelajaran terbesar. Dan tentara bayaran dan pengkhianat tidak pernah mewakili mereka. Kami tidak menerima bahwa orang asing adalah prioritas di negara kami, tetapi rakyat kami hidup dalam kemiskinan. Tujuan revolusi rakyat kami jelas dan mereka tidak pernah memiliki niat agresif dan permusuhan terhadap lingkungan Arab dan Islam, terutama negara-negara tetangga. Kami menyatakan bahwa mereka bekerja untuk membangun hubungan persaudaraan berdasarkan saling menghormati dan menjaga kepentingan yang sah.
Dia menambahkan: Revolusi 21 September bukanlah ancaman bagi Eropa atau dunia secara umum. Sebaliknya, kita melawan musuh Zionis dan dominasi Amerika. Kami tidak menerima serangan Amerika terhadap bangsa dan negara kami. Masalah mereka dengan revolusi Yaman adalah bahwa rakyat ini berpegang pada prinsip-prinsipnya dan bahwa mereka menganggap rezim Israel sebagai musuh utama serta menjadikan masalah Palestina sebagai masalah utama. Masalah kami dengan musuh adalah karena keserakahan mereka dan permusuhan tegas kami dengan Israel serta dukungan kami untuk masalah Palestina. Kami mencoba untuk hidup merdeka di seluruh Yaman.
Pemimpin Ansarullah menyatakan: Revolusi kita didasarkan pada kepentingan yang sah dan tidak menyimpang dari kekayaan negara kita dengan mengorbankan bangsa kita. Tentara bayaran dengan cepat menyerahkan kekayaan negara kami kepada orang asing dengan imbalan keuntungan pribadi, dan kami memiliki dokumen yang menunjukkan bahwa pihak berwenang (para pajabat sebelum revolusi) terlibat dalam kontrak kejam terhadap negara kami. Salah satu pencapaian paling penting dari revolusi adalah untuk melindungi institusi pemerintah dari kehancuran. Kami berada dalam keadaan perang dan pengepungan yang parah, dan sejumlah besar kekayaan Yaman dijajah, revolusi memulihkan martabat dan kebebasan negara kami, dan bangsa kami menentang kebijakan Amerika-Israel.
Dia menekankan: Siapapun yang ingin menilai revolusi harus menilai realitas situasi di bawah bayang-bayang agresi, pengepungan dan penjarahan kekayaan negara kita. Hari ini, kami telah membentuk aliansi dengan pihak-pihak seperti Iran dan Hizbullah, yang memiliki posisi bangga terhadap Yaman. Negara kami telah hidup dalam kondisi ekonomi yang sangat sulit. Hari ini, kami menghadapi agresi dan pengepungan besar oleh negara-negara kuat dan beberapa negara Arab.
Houthi menambahkan: Situasi internal membutuhkan kerjasama semua untuk mencapai tujuan revolusi. Posisi Iran, Hizbullah Lebanon, orang-orang merdeka Suriah, Irak dan Bahrain bangga dengan Yaman. Kami menerima kritik yang membangun dan saran yang jujur. Beberapa orang mencoba membuat hal positif menjadi tidak efektif dan memperbesar hal negatif karena kerumitan pribadi.