Yaman, Purna Warta – Penasihat presiden Yaman yang terguling mendukung normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel dalam sebuah pernyataan yang menunjukkan puncak kebingungan pemerintah atas kekalahan berturut-turut di Yaman.
Pemerintah Yaman yang terguling yang dipimpin oleh Abdrabuh Mansour Hadi, di mana Arab Saudi, sebagai kepala koalisi Arab yang didukung oleh Amerika Serikat, meluncurkan perang skala penuh melawan Yaman sejak tanggal 26 Maret 2015, dengan dalih untuk mengembalikannya ke tampuk kekuasaan, dan hari ini (Sabtu, 27 November) mengumumkan kesiapannya untuk menjalin hubungan diplomatik dengan rezim Zionis Israel.
Baca Juga : Ribuan Warga Yordania Tolak Kesepakatan dengan Israel
Dalam sebuah wawancara dengan Russia Today, Abdul Aziz al-Muflahi, seorang penasihat Presiden Yaman yang telah terguling, Abdrabuh Mansour Hadi, menyatakan: Negara-negara yang melakukan normalisasi hubungan mereka dengan Israel mulai mencapai kepentingan bersama, dan kita harus bersatu dan melihat kepentingan bersama.
Dalam sebuah pernyataan yang menandai puncak masalah pemerintah Yaman yang terguling dalam perang tanpa hasil dan besar-besaran melawan rakyat negara ini, dia mengatakan: Kami siap [menormalkan hubungan] jika negara Palestina didirikan dengan ibu kota Yerusalem Timur.
Al-Muflahi tanpa menyebutkan bahwa pada dasarnya pemerintah Yaman yang terguling tidak mampu memutuskan normalisasi hubungan antara Yaman dan rezim Zionis, Dan telah berbasis di Riyadh selama bertahun-tahun karena tidak memiliki tempat di negaranya sendiri, menyalahkan partai al-Islah sebagai faktor utama kekalahan demi kekalahan pemerintah Yaman yang terguling, dan mengatakan pengiriman senjata koalisi Saudi ke Sana’a.
Baca Juga : China: Apa Bedanya Kepemilikan Pengayaan Uranium Iran dan Australia?
Empat negara Arab yakni UEA, Bahrain, Sudan dan Maroko, menormalkan hubungan dengan rezim Zionis Israel tahun lalu di bawah tekanan dan mediasi AS.