Sana’a, Purna Warta – Seorang anggota tim perunding Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman menegaskan bahwa PBB perlu menekan koalisi agresor Saudi untuk membuka kembali Bandara Sana’a.
Abdul Malik al-Ajri, anggota tim perunding Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, menyerukan pembukaan kembali Bandara Sana’a untuk penerbangan asing.
Al-Ajri menulis di akun Twitter-nya: Pembukaan kembali Bandara Sana’a menjadi sangat penting untuk penerbangan ke luar negeri. PBB dan komunitas internasional harus bertindak sesuai tanggung jawabnya untuk menekan negara-negara anggota koalisi agresor untuk membuka kembali bandara. Pemerintah Sana’a siap memberikan keamanan dan dukungan bagi wisatawan sipil dari semua sisi dan semua kota Yaman, serta untuk mengoordinasikan pemindahan tentara bayaran yang terluka sebagai hak asasi manusia.
Hans Grandberg, utusan khusus PBB untuk Yaman, pada hari Jumat mengatakan bahwa dimulainya kembali operasi pemindahan damai dan komprehensif di Yaman tidak mudah dan bahwa bandara Sana’a harus dibuka kembali serta operasi di pelabuhan Al-Hudaidah dilanjutkan.
Arab Saudi mulai melancarkan serangan besar-besaran terhadap Yaman, negara Arab termiskin, pada tanggal 26 Maret 2015, dalam bentuk koalisi beberapa negara Arab dengan bantuan dan lampu hijau dari Amerika Serikat. Dengan dalih ingin mengembalikan presiden yang terguling dan buron Abdrabbuh Mansour Hadi ke tampuk kekuasaan untuk penuhi tujuan dan ambisi politiknya.
Badan-badan PBB, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia dan UNICEF, telah berulang kali memperingatkan bahwa akibat dari serangan agresor yang berkelanjutan di Yaman, rakyat Yaman terus menghadapi kelaparan dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu abad terakhir.
Bandara Sana’a telah dibom selama enam tahun terakhir dan berada di bawah pengepungan koalisi. Koalisi Saudi telah melarang siapapun masuk ke atau keluar dari bandara Sana’a tanpa izin dari koalisi Saudi. Langkah itu dilakukan saat Koalisi ini dalam Perjanjian Stockholm (2018) berjanji untuk mengurangi pengepungan bandara untuk penerbangan kemanusiaan. Akantetapi janji koalisi Saudi ini belum terpenuhi sejauh ini.