Sana’a, Purna Warta – Seorang anggota tim perunding Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman menekankan bahwa pernyataan AS yang ditujukan untuk menghasut perang bersama dengan al-Qaeda dan ISIS akan merusak klaim perdamaian pemerintah saat ini.
Abdul Malik al-Ajri, anggota tim negosiasi Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, mengkritik standar ganda AS dalam krisis Yaman.
Baca Juga : Uni Eropa Sambut Baik keputusan Dewan Keamanan tentang Penyeberangan Bab al-Hawi
Jaringan berita Al-Masirah mengutip Al-Ajri yang mengatakan, “Pernyataan AS yang memprovokasi perang, menghancurkan klaim perdamaian pemerintahan Biden.”
Dia berkata, “Utusan AS tidak menawarkan apa-apa selain apa yang dikatakan Arab Saudi, dan slogan-slogan Biden selama kampanye pemilihan untuk menghentikan perang tampaknya telah berhenti.”
Pejabat Yaman ini melanjutkan bahwa Amerika Serikat sekali lagi mengejar kebijakannya untuk mendorong agresi di Yaman; Karena perdamaian yang diinginkan Washington hanyalah penghentian sementara konflik.
Al-Ajri percaya bahwa Washington berusaha untuk mengurangi beberapa krisis di kawasan itu dan berpikir bahwa ia dapat menerapkan taktik agresi di bawah bendera perdamaian, tetapi setelah kegagalan kebijakan ini, ia terpaksa mendorong konflik.
Dia menekankan di akhir, bahwa Amerika Serikat mungkin berperang bersama ISIS dan al-Qaeda, tetapi tidak ada yang membicarakannya. Sama seperti ketika al-Qaeda berperang bersama agresor Saudi di al-Bayda dan Taiz dan beberapa daerah lainnya, Amerika Serikat menutupi hal ini.
Baca Juga : Foto Anak Yaman yang Lapar dan Banyaknya Hadiah untuk Nancy di Riyadh!
Amerika Serikat, dengan bantuan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, meluncurkan perang skala penuh melawan rakyat madzlum Yaman pada Maret 2015.
Dia mengklaim bahwa dia bermaksud untuk mengembalikan Presiden terguling Yaman Abdurrabuh Mansour Hadi untuk kembali berkuasa, tetapi sejauh ini gagal melakukannya.