Sana’a, Purna Warta – Seorang pejabat senior Saudi telah mengakui bahwa kontrol pasukan Ansarullah Yaman di provinsi Ma’rib berarti kekalahan koalisi Arab yang dipimpin Saudi dalam perang Yaman.
Seorang pejabat senior Saudi dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal, mengatakan bahwa kontrol Ansarullah Yaman atas provinsi Ma’rib berarti bahwa koalisi Saudi akan kalah dalam perang Yaman.
Baca Juga : Ketua Persatuan Ulama Muslim Irak: Markas Mossad di Irak Ada 5
Pejabat Saudi tersebut yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan: Jika pasukan Ansarullah menguasai Ma’rib, ini akan memungkinkan mereka untuk mendapatkan kontrol efektif atas seluruh Yaman utara, serta untuk mengontrol pendapatan minyak yang dapat mereka gunakan untuk melanjutkan perang.
Surat kabar itu mengutip beberapa pejabat Saudi yang mengatakan: Tujuan dari serangan udara adalah untuk memaksa pasukan Ansarullah mundur karena takut dirugikan dan untuk berunding.
The Wall Street Journal menulis: Setelah Amerika Serikat mengurangi dukungannya untuk perang Yaman, Arab Saudi bekerja sama dengan perwakilan regionalnya untuk mempertahankan Ma’rib.
Baca Juga : Ketua Persatuan Ulama Muslim Irak: Markas Mossad di Irak Ada 5
Koalisi agresor Arab yang dipimpin Saudi telah meningkatkan serangan udara dan serangan roketnya di pinggiran provinsi Ma’rib, meluncurkan hampir 700 serangan udara Februari lalu, periode serangan udara terbanyak dan terberat sejak 2018.
Lebih dari 1.500 warga sipil Yaman telah tewas dan terluka dalam empat bulan terakhir, naik 823 orang dari empat bulan sebelumnya, menurut sebuah badan PBB yang mengumpulkan informasi perang.
PBB telah meminta Arab Saudi untuk mengurangi serangan udara. Namun para pejabat Riyadh dan Yaman (Pemerintahan Hadi) mengatakan mereka berencana untuk melancarkan lebih banyak serangan terhadap Ansarullah.
Baca Juga : Al-Houthi: Kami Tidak akan Tinggal Diam terhadap Kelanjutan Pengepungan
Ansarullah Yaman baru-baru ini menanggapi agresi Saudi dan UEA terhadap Yaman dengan meluncurkan serangan roket dan pesawat tak berawak ke beberapa daerah perbatasan Arab Saudi, serta serangan ke berbagai daerah di Abu Dhabi dan Dubai, juga serangan roket ke provinsi Ma’rib.
Koalisi agresor Arab yang dipimpin Saudi telah mengepung Yaman baik laut, udara dan darat selama tujuh tahun, dan berkali-kali membom daerah pemukiman. Dengan cara ini, ribuan warga sipil, terutama anak-anak tak berdosa, menjadi korban serangan dan pengeboman oleh jet-jet tempur koalisi pimpinan Saudi. Perang juga telah menyebabkan kehancuran daerah pemukiman, infrastruktur telekomunikasi, rumah sakit dan pasar.
Pada awal perang, Riyadh mengklaim bahwa hanya beberapa minggu sudah cukup untuk mengalahkan Ansarullah, tetapi perang ini berlanjut hingga hari ini dan sekarang menjadi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan lebih dari 377.000 orang tewas, menurut PBB 70% dari mereka yang kehilangan nyawa adalah anak-anak.
Baca Juga : Peneliti Iran Berhasil Mendaur Ulang Karbon dioksida