Sana’a, Purna Warta – Perwakilan khusus PBB untuk urusan Yaman mengumumkan: Gencatan senjata jangka panjang dan ekstensif di Yaman sejalan dengan kepentingan rakyat negara ini.
Pada hari Kamis (21/7), waktu setempat, Hans Grundberg, Perwakilan Khusus PBB untuk Yaman, mempresentasikan statistik tentang gencatan senjata saat ini di Yaman dan prospek untuk memperpanjangnya.
Baca Juga : Erdogan Hadiri Konferensi Tehran, Bagaimana Nasib Suriah?
Perwakilan PBB tersebut mengatakan bahwa Gencatan senjata jangka panjang dan ekstensif sejalan dengan kepentingan rakyat Yaman. Gencatan senjata ini juga memberikan dasar untuk membangun lebih banyak kepercayaan antara para pihak dan memulai diskusi serius tentang prioritas ekonomi serta prioritas keamanan, termasuk gencatan senjata.
Perwakilan khusus PBB untuk urusan Yaman menekankan: Tujuan akhirnya adalah untuk bergerak menuju solusi politik yang akan mengakhiri konflik secara komprehensif.
Dia menerangkan bahwa gencatan senjata telah berlangsung selama hampir empat bulan, menandai periode relatif tenang terpanjang di Yaman dalam lebih dari tujuh tahun, yang mengarah pada pengurangan yang signifikan dalam jumlah korban sipil. Namun, kedua belah pihak telah menyuarakan keprihatinan tentang dugaan pelanggaran dan insiden di garis depan.
Perwakilan Khusus PBB untuk Yaman melanjutkan: Pada awal negosiasi, kedua belah pihak mengajukan proposal untuk membuka jalan-jalan utama di Taiz dan provinsi lain, yang merupakan tanda positif dari kesediaan mereka untuk berpartisipasi dalam negosiasi.
Baca Juga : Perpisahan Dengan Amerika Serikat; Selamat Datang Di Tatanan Dunia Baru!
Grandberg mengatakan proposal PBB terbaru termasuk pembukaan kembali tiga jalan yang diajukan oleh Ansarullah. Proposal lain dibuat, yang diterima oleh pemerintah Yaman (yang berafiliasi dengan koalisi Saudi), tetapi Ansarullah tidak menerimanya. Baru-baru ini, para pihak telah mengumumkan bahwa mereka berniat untuk membuka beberapa jalan secara sepihak.
Dia menyatakan bahwa tindakan sepihak saja tidak cukup untuk memastikan keamanan dan stabilitas perjalanan warga sipil di jalan yang melintasi garis depan. Para pihak harus bernegosiasi, berkoordinasi dan berkomunikasi satu sama lain.
Perwakilan PBB melanjutkan: Sebagai bagian dari gencatan senjata, para pihak menyetujui dua penerbangan komersial per minggu antara Sana’a, Amman dan Kairo di Mesir, dengan total 36 penerbangan selama periode empat bulan. Sejauh ini, 20 penerbangan pulang pergi telah dilakukan antara Sana’a dan Amman dan satu penerbangan pulang pergi antara Sana’a dan Kairo, dan penerbangan ini telah mengangkut lebih dari 8.000 penumpang secara total.
Dia menambahkan: Dalam gencatan senjata ini, disepakati bahwa 36 kapal tanker minyak yang membawa bahan bakar akan memasuki pelabuhan Al-Hudaidah dalam waktu empat bulan. Antara 2 April dan 21 Juli, 26 tanker bahan bakar telah memasuki pelabuhan Al-Hudaidah, membawa 720.270 metrik ton turunan bahan bakar. Lebih banyak kapal tanker sedang dalam perjalanan. Sepanjang tahun 2021, 23 kapal bahan bakar dengan berat kurang dari 470 ribu metrik ton telah memasuki pelabuhan Al-Hudaidah.
Baca Juga : Rakyat Irak Marah dan Membakar Bendera Turki Hingga Tuntut Sanksi Perdagangan
Grandberg menekankan: Karena harga bahan bakar global terus meningkat, memastikan masuknya bahan bakar tanpa hambatan ke Yaman untuk mendukung layanan vital menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Atas saran Perserikatan Bangsa-Bangsa, gencatan senjata telah ditetapkan di Yaman sejak 2 April, yang paling penting adalah kedatangan 18 kapal pengangkut bahan bakar di pelabuhan Al-Hudaidah dan izin dua penerbangan pulang-pergi mingguan dari bandara Sana’a.
Gencatan senjata di Yaman tersebut pada akhirnya diperpanjang selama 2 bulan pada 2 juni lalu.
Belum genap 4 bulan koalisi agresor Saudi telah melanggar gencatan senjata sebanyak 14.160 kali, tepatnya selama 110 hari gencatan senjata di Yaman.
Arab Saudi melancarkan serangan besar-besaran terhadap Yaman, negara Arab termiskin, pada 26 Maret 2015, dalam bentuk koalisi beberapa negara Arab, termasuk UEA, dengan bantuan dan lampu hijau Amerika Serikat serta dukungan rezim Zionis Israel, dengan dalih membawa kembali Presiden terguling Abdrabuh Mansour Hadi untuk kembali berkuasa dan mewujudkan tujuan dan ambisi politiknya.
Baca Juga : Sana’a: Gencatan Senjata harus Mengarah pada Perbaikan Kondisi Rakyat Yaman
Badan-badan PBB, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia dan UNICEF, telah berulang kali memperingatkan bahwa rakyat Yaman terus menghadapi kelaparan dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu abad terakhir.