Ma’rib, Purna Warta – Perwakilan Khusus PBB untuk Yaman menekankan bahwa solusi komprehensif dan dialog politik inklusif adalah solusi untuk mengakhiri krisis Yaman.
Juru bicara Sekjen PBB Ban Ki-moon, Stephen Dujarric pada hari Kamis 11 November, dengan laporan Hans Grandberg, Perwakilan Khusus PBB menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa dia menyelesaikan kunjungan tiga hari ke provinsi Taiz Yaman kemarin (Rabu, 10 November) dan mengadakan beberapa pertemuan dengan berbagai kelompok di mana dia menekankan kebutuhan mendesak untuk mengakhiri konflik.
Baca Juga : Aljazair: Saatnya Suriah Kembali ke Liga Arab
Dujarric menambahkan: Dalam pertemuannya, Grandberg menekankan perlunya solusi komprehensif dan dialog politik inklusif terkait konflik di Yaman, dan meminta semua pemangku kepentingan untuk terlibat dalam diskusi konstruktif tentang masalah politik, militer, dan ekonomi yang menjadi perhatian semua orang di Yaman.
Grandberg juga mengutuk pembunuhan Rasha Abdullah, seorang jurnalis wanita di Aden.
Dujarric melanjutkan: Perang berlanjut di 50 front, termasuk Ma’rib, dan telah menelantarkan sedikitnya 35.000 orang sejak September. Meskipun komunitas kemanusiaan telah meningkatkan pengiriman bantuan, kebutuhan-kebutuhan warga di Ma’rib berkembang pesat.
Juru bicara PBB juga menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi yang memburuk di Yaman, dengan mengatakan bahwa diperkirakan 450.000 orang lainnya akan mengungsi jika perang pecah di Ma’rib.
Baca Juga : PBB: Lebih dari 2 Juta Anak Yaman Tidak Bisa Sekolah
PBB terus menyerukan untuk segera mengakhiri serangan terhadap Ma’rib dan menyerukan gencatan senjata nasional di Yaman.
Menurut AFP, Diplomat Swedia Grandberg, yang baru-baru ini terpilih sebagai utusan PBB untuk Yaman, selama kunjungan ke Taiz di barat daya Yaman mengatakan bahwa Operasi militer menyebabkan korban yang signifikan, memperburuk krisis kemanusiaan dan merusak upaya perdamaian.
Dia dalam menyatakan harapan untuk mencapai kesuksesan dalam mengatasi krisis Yaman, menambahkan: Berjuang untuk perdamaian di Yaman adalah pertempuran yang sulit oleh karenanya kita tidak boleh lupa bahwa selalu ada cara untuk memutus siklus kekerasan dan selalu ada peluang untuk dialog damai.
Baca Juga : Kejahatan Baru Arab Saudi di Sa’dah
Koalisi agresor Saudi telah menerbitkan laporan hampir setiap hari tentang pemboman di sekitar Ma’rib sejak 11 Oktober, dan mengklaim bahwa hal itu telah menewaskan lebih dari 2.500 orang sejak saat itu.
Pada Maret 2015, Arab Saudi melancarkan serangan besar-besaran terhadap Yaman, negara Arab termiskin, dalam bentuk koalisi beberapa negara Barat dan Arab, dengan bantuan AS, dengan dalih ingin mengembalikan Presiden terguling Abdrabbuh Mansour Hadi untuk berkuasa.
Agresi ini telah menewaskan ribuan orang Yaman sejauh ini, dan menurut PBB, kelaparan di negara itu telah menjadi bencana kemanusiaan terbesar di dunia.
Baca Juga : Iran Selalu Bersama Suriah dalam Situasi Paling Sulit
UNICEF telah mengumumkan bahwa dari setiap lima anak paling tidak terdapat empat anak yang membutuhkan bantuan kemanusiaan, atau sekitar 11 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan di Yaman, sementara 400.000 anak kekurangan gizi parah dan dua juta orang tidak bersekolah.