Parlemen Yaman Kutuk Penyitaan Kapal Bahan Bakar Yaman

Parlemen Yaman Kutuk Penyitaan Kapal Bahan Bakar Yaman

Sana’a, Purna Warta Dewan Perwakilan Rakyat Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman mengecam aksi koalisi agresor Saudi yang melakukan penyitaan terhadap kapal-kapal pengangkut solar dan bahan bakar minyak ke Yaman.

Dewan Perwakilan Rakyat Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman (Majlis Syura) mengutuk tindakan koalisi agresor Saudi dalam melakukan penyitaan kapal-kapal yang membawa solar dan bahan bakar minyak, dan menyebutnya sebagai pelanggaran yang jelas terhadap perjanjian gencatan senjata.

Baca Juga : Al-Houthi: Jika Pengepungan dan Agresi Berlanjut, Gencatan Senjata Tidak Ada Artinya

Dalam pernyataan parlemen ini disebutkan bahwa mencegah masuknya kapal pengangkut bahan bakar minyak ke pelabuhan Al-Hudaidah, meskipun memiliki izin PBB, jelas merupakan pelanggaran terhadap ketentuan perjanjian gencatan senjata dan semua konvensi, hukum humaniter serta internasional.

Menurut Kantor Berita Yaman (Saba), pernyataan itu juga mengutuk kejahatan koalisi agresor Saudi terhadap bangsa Yaman dan menempatkan bangsa ini di tempat yang sulit, dan menyatakan bahwa langkah-langkah ini akan mengarah pada pemutusan energi dan bahan bakar rumah sakit, pusat-pusat dialisis ginjal, pusat-pusat perawatan bayi baru lahir dan sumur air.

Parlemen tersebut juga meminta negara-negara dan organisasi yang mengklaim perdamaian untuk menekan koalisi Saudi agar menerapkan ketentuan-ketentuan perjanjian gencatan senjata, terutama klausul terkait masuknya kapal pengangkut bahan bakar ke pelabuhan Al-Hudaidah dan dimulainya kembali penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Sana’a.

Essam Al-Mutawakil, juru bicara resmi Perusahaan Minyak Negara Keselamatan Yaman, pada hari Sabtu (27/8) mengumumkan bahwa koalisi agresor Saudi-Emirat yang dipimpin oleh Amerika Serikat telah merebut kapal Tiara, yang membawa bahan bakar solar, padahal kapal ini sudah mendapat izin masuk dari PBB.

Baca Juga : 800.000 Anak Menghadapi Kelaparan Di Inggris

Dalam konteks ini, Essam Al-Mutawakil, juru bicara Kementerian Perminyakan di Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, menyatakan bahwa koalisi agresor hanya mengizinkan 33 kapal yang membawa bahan bakar ke pelabuhan Al-Hudaidah Yaman, sedangkan menurut perjanjian gencatan senjata, 54 kapal harus bongkar muatan di pelabuhan Al-Hudaidah.

Arab Saudi, dalam bentuk koalisi beberapa negara Arab, termasuk UEA, dan dengan bantuan dan lampu hijau Amerika Serikat dan dukungan rezim Zionis Israel, memulai serangan besar-besaran terhadap Yaman – negara Arab termiskin – sejak 26 Maret 2015.

Bertentangan dengan harapan Saudi, serangan mereka menghantam perisai kuat perlawanan rakyat Yaman, dan setelah tujuh tahun kegigihan dan serangan balasan yang menyakitkan oleh Yaman jauh ke tanah Saudi, terutama fasilitas Aramco, Riyadh terpaksa setuju untuk gencatan senjata dengan harapan bisa keluar dari rawa perang di Yaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *