Sana’a, Purna Warta – Sejumlah pejabat yang setia kepada koalisi pimpinan Saudi, termasuk Rashad Al-Alimi, ketua “Dewan Kepresidenan” dan Moeen Abdul-Malik, kepala pemerintahan pro-koalisi, pada hari Selasa berhasil melarikan diri melalui bandara Aden ke berbagai tujuan, menjelang pemberontakan yang diperkirakan akan melanda kota tersebut dalam beberapa hari mendatang.
Baca Juga : Perusahaan Pelayaran Israel “ZIM” Ubah Rute Pelayarannya
Para pejabat meninggalkan bandara Aden dengan nama dan tujuan berbeda dan tiba-tiba, beberapa hari sebelum pemberontakan melawan pemerintah pro-koalisi yang akan melanda kota tersebut.
Aksi pemberontakan ini diserukan kepada masyarakat Aden oleh perintah Dewan Transisi Selatan (STC) yang didukung UEA, bersamaan dengan peringatan 56 tahun kemerdekaan Yaman selatan dari pendudukan Inggris pada tanggal 30 November 1967.
Al-Alimi tiba-tiba meninggalkan bandara Aden menuju UEA untuk berpartisipasi dalam apa yang disebut “KTT Iklim” yang akan diadakan di kota Dubai, UEA dari 30 November hingga 12 Desember.
Sumber yang sama menjelaskan bahwa Perdana Menteri Moeen Abdel Malik meninggalkan bandara yang sama menuju Kairo tanpa menyebutkan alasan dan tujuannya, selain itu sejumlah pejabat pro-koalisi juga meninggalkan bandara.
Kepergian Al-Al-Alimi dan Moeen Abdul-Malik terjadi setelah meluasnya seruan untuk melakukan pemberontakan pada tanggal 30 November mendatang.
Baca Juga : Amerika Mengarang Cerita tentang Penyelamatan Kapal
Seruan untuk melakukan demonstrasi menentang pemerintah pro-koalisi muncul karena hancurnya semua layanan dasar, termasuk listrik dan impor bahan bakar palsu. Selain itu, kenaikan harga pangan akibat terus melemahnya mata uang lokal terhadap dolar Amerika Serikat yang harganya melebihi 1.520 riyal semakin menambah penderitaan warga dan berdampak negatif terhadap perekonomian.