Sana’a, Purna Warta – Abdel Bari Atwan, seorang analis dunia Arab, menulis sebuah artikel yang menunjuk pada operasi pasukan Yaman yang tepat dan penuh perhitungan dalam menyita kapal rezim Zionis Israel, dan menunjuk pada kemungkinan langkah Ansarullah selanjutnya.
Baca Juga : Yaman Buka Front baru Melawan Israel di Laut
Dalam sebuah artikel di Rai Al-Youm, analis ini dalam menyebut penyitaan kapal rezim Zionis Israel di Laut Merah, mengatakan: “Tindakan pasukan berani mati dan khususnya pemerintah Sana’a yang dipimpin oleh Ansarullah dalam merebut kapal Israel dalam operasi yang tepat dan penuh perhitungan dari segi intelijen dan militer serta membawanya ke pantai Yaman adalah bentuk perluasan perang di Gaza yang paling berbahaya.”
Dia menyebut tindakan pasukan khusus Ansarullah Yaman ini sebagai pukulan fatal terhadap hegemoni Amerika di Laut Merah dan Samudera Hindia, dan dia menilai selat Bab Al-Mandeb menjadi garis bidik pasukan Yaman yang kuat dan penting yang merupakan lengan kuat pada poros perlawanan.
Atwan melanjutkan: “Yahya Saree, juru bicara angkatan bersenjata Yaman, sangat jelas; Ketika dia menganggap operasi ini sebagai permulaan dan operasi lain terhadap kapal-kapal – yang berbendera rezim Zionis atau milik Israel dan berlayar dengan bendera lain – sedang dalam perjalanan. Yang lebih penting lagi, Yahya Saree mengancam bahwa angkatan bersenjata Yaman tidak akan ragu untuk menutup Selat Bab Al-Mandeb, jalur air yang dilalui lebih dari 15% perdagangan dunia.”
Analis ini lebih lanjut menunjuk pada reaksi Amerika Serikat terhadap penyitaan kapal ini, terutama karena juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS menganggapnya sebagai pelanggaran hukum internasional, dan menggambarkan sikap Washington yang bersifat ganda dan provokatif.
Baca Juga : Panglima Angkatan Laut Yaman Kunjungi Kapal Sitaan
Ia menambahkan, juru bicara Amerika ini mengabaikan alasan tindakan pasukan Yaman dalam menyita kapal tersebut di laut lepas, yaitu untuk membantu masyarakat tak berdosa di Gaza.
Dia juga mengabaikan kematian lebih dari 15.000 warga Palestina, yang sebagian besar adalah anak-anak dan bayi, dan melukai 35.000 warga lainnya serta penghancuran rumah-rumah di Gaza sejalan dengan perang pembersihan etnis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Atwan berbicara kepada juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika dan bertanya bagaimana penyitaan kapal tanpa melukai awaknya merupakan pelanggaran hukum internasional. Namun pembunuhan, penghancuran dan pengusiran warga Palestina oleh rezim Zionis Israel di Gaza yang terkepung dan kelaparan, apakah merupakan perwujudan nyata dari hukum internasional?
Dia melanjutkan: “Masuknya pemerintah Sana’a ke dalam perang melawan penjajah demi membantu saudara-saudara di Gaza mengandung beberapa poin yang sangat penting dan berbahaya”
“Pertama-tama, Ansarullah Yaman memiliki kemandirian bertindak dan kemampuan untuk segera mengambil keputusan perang tanpa ragu-ragu dan tanpa rasa takut, yang merupakan ciri langka di pemerintahan dan tentara Arab saat ini.
Baca Juga : Amerika: Kami Tembak Jatuh Drone Ansarullah
Kedua, mewakili penekanan dan kepatuhan terhadap prinsip kesatuan poros perlawanan dan dalam bentuk praktisnya, yang dimulai dengan serangan rudal dan drone di Eilat hingga penutupan Laut Merah hingga ekspor laut Israel, yang mencakup 80 %.
Ketiga, segala macam pengepungan, perang, dan kelaparan untuk melemahkan kemauan rakyat Yaman dan memaksa mereka menyerah pada isu utama dunia Arab dan Islam telah gagal.
Keempat, pelayaran internasional di Laut Merah dan Samudera Hindia serta kawasan Teluk Persia, termasuk kapal Amerika dan Eropa, terpapar rudal dan drone Yaman.”
Analis ini menekankan: “Patut dicatat bahwa Amerika dan kapal-kapalnya di perairan Arab, baik di Laut Merah maupun Teluk Persia, tidak mengancam akan melakukan pembalasan terhadap penyitaan kapal Israel, sama seperti mereka tetap bungkam mengenai serangan terhadap wilayah pendudukan Palestina, dan alasannya terkait dengan ketakutan untuk berperang dengan Yaman, di mana tidak ada kemungkinan untuk menang, seperti semua agresor sepanjang sejarah.”
Atwan menambahkan: “Sulit untuk memprediksi langkah Sana’a dan cabang militernya selanjutnya. Tapi apa yang bisa dikatakan adalah bahwa tindakan mengejutkan sedang terjadi dan mereka yang tidak berhenti dengan serangan rudal dan drone di Eilat dan mengejutkan semua orang dengan menyita kapal Israel, bukan tidak mungkin langkah mereka selanjutnya adalah menanam ranjau laut di selat Bab Al-Mandeb, tujuannya untuk menutupnya dalam bentuk akhir.
Baca Juga : Demonstrasi Besar-besaran Warga Yaman Dukung Palestina
Mohammed Al-Houthi, orang nomor dua di badan pemerintah Sana’a, mengatakan sebagai tanggapan atas permintaan Amerika untuk segera melepaskan kapal Israel: “Kapal ini tidak akan dilepaskan sampai perang di Gaza berhenti, dan kami siap menghadapi segala kemungkinan.”