Sana’a, Purna Warta – Pemimpin gerakan Ansaraullah Yaman mengatakan bahwa musuh Zionis Israel telah gagal mencapai tujuan-tujuannya namun terus melanjutkan kejahatannya dan telah melakukan lebih dari 2.000 pembantaian dan genosida terhadap rakyat Palestina dalam 104 hari terakhir.
Baca Juga : Kapal dan Kepentingan Amerika Berada di Garis Bidik Yaman
Sayyid Abdul Malik Badruddin Al-Houthi menyatakan dalam pidatonya hari Kamis bahwa serangan terhadap Gaza adalah kejahatan, meskipun Amerika dan Inggris menyangkalnya.
Ia menegaskan, forum internasional hanya mengikuti apa yang terjadi di Gaza tanpa mengambil posisi tertentu.
Organisasi Kerja Sama Islam dan Liga Arab telah puas hanya dengan pernyataan dan kecaman, yang berarti menghilangkan tanggung jawab.
Pemimpin Ansarullah menambahkan: “Kepentingan umat Islam adalah untuk mendukung rakyat Palestina dalam menghadapi musuh bersama. Namun beberapa negara Islam telah mengadopsi strategi yang menipu terhadap rakyat Palestina.”
Baca Juga : Lebih dari 390 Lembaga Pendidikan Hancur di Gaza Sejak 7 Oktober
Sayyid Abdul Malik Al-Houthi menunjukkan bahwa musuh Israel telah gagal mencapai tujuannya tetapi terus melakukan kejahatannya dan telah melakukan lebih dari 2.000 pembantaian dan genosida terhadap rakyat Palestina dalam 104 hari terakhir.
Pemimpin Ansarullah ini menambahkan, seharusnya negara-negara Arab bisa mematahkan pengepungan terhadap rakyat Palestina, namun pengaruh Amerika menghalanginya.
Sayyid Al-Houthi menekankan bahwa Amerika memiliki sejarah kejahatan hitam terhadap berbagai negara di dunia.
Amerika terlibat dalam kejahatan terhadap Palestina dengan memberikan dukungan militer, pengawasan, intelijen, uang dan dukungan politik kepada rezim Zionis Israel.
Dia menambahkan: “Amerika Serikat siap melakukan apa pun yang diminta oleh lobi Zionis, bahkan jika itu berarti mendukung kejahatan nyata mereka (lobi Zionis) dan dengan mengorbankan kepentingan mereka.”
Baca Juga : Serangan terhadap Pangkalan Mata-Mata Amerika di Suriah
Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman ini mengatakan bahwa partai Demokrat dan Republik di Amerika Serikat sedang bersaing memperebutkan siapa yang lebih memberikan dukungan kepada rezim Zionis Israel.