Mahdi Al-Mashat Berbicara Tentang Syahid Sayyid Hasan Nasrallah

Sana’a, Purna Warta – Mahdi Al-Mashat, Ketua Dewan Politik Tertinggi Yaman, mengatakan bahwa syahid Islam Sayyid Hasan Nasrallah, sejak awal hingga hari terakhir hidupnya, adalah sosok langka pada masanya dan bukti nyata kebenaran pendekatan Huseini dalam kehidupan.

Baca juga: Yaman Peringatkan Amerika, Israel dan Arab Saudi

Al-Mashat, dalam sebuah artikel berjudul “Tentang Syahid Perlawanan dan Syahid Islam”, mengatakan: “Dalam segala keadaan, ia adalah seorang ayah bagi semua orang merdeka, seorang pemimpin, saudara, dan sahabat bagi semua tokoh pilihan zaman kita. Ia penyayang terhadap rakyat, dermawan, rendah hati, dan hidup untuk Allah, hingga akhirnya, seperti kakeknya, Imam Husain (as), ia gugur sebagai syahid di jalan Al-Quds.”

Mahdi Al-Mashat menambahkan bahwa kehidupan Sayyid Hasan Nasrallah mencerminkan jalan keteguhan, jihad, perjuangan melawan kaum kafir, kemenangan, kejayaan, pengabdian kepada Islam, serta jihad di jalan nilai-nilai kemuliaan, kehormatan, dan pengorbanan. Al-Mashat menegaskan bahwa dalam perjalanan hidupnya yang penuh liku, ia meraih keberhasilan yang belum pernah dicapai siapa pun di era pemerintahan kebatilan, pengabaian kebenaran, dan meluasnya berbagai musibah.

Al-Mashat menambahkan: “Syahid Sayyid Hasan Nasrallah dalam hidupnya mencapai semua yang ia inginkan. Ia mengalahkan musuh Israel, menghancurkan mitos tentara yang tak terkalahkan, membela kaum tertindas, menegakkan keadilan, dan membangkitkan harapan. Ia adalah contoh nyata seorang Muslim sejati dan akhirnya meraih kesyahidan dalam menghadapi musuh serta membela perkara paling berharga.”

Ia melanjutkan: “Kesyahidan Sayyid Hasan Nasrallah adalah manifestasi tertinggi dari persatuan Islam. Dengan darahnya, ia menggagalkan proyek adu domba yang dirancang oleh Zionis Israel dan Amerika antara Muslim Sunni dan Syiah. Sejak hari pertama, ia ikut serta dalam pertempuran membela Palestina dan rakyat Gaza, mempersembahkan ratusan syahid. Ia tidak ragu-ragu mengorbankan para komandan Hizbullah di garis depan, bahkan menyerahkan darah dan nyawanya sendiri demi menegaskan serta meneguhkan makna paling terang dari persatuan Islam.”

Al-Mashat menambahkan: “Meskipun penuh dengan kesedihan dan duka atas kehilangan Nasrallah, saya ingin mengatakan bahwa kita sedang mengantarkan kepergian salah satu manusia paling mulia di zaman ini. Namun, berdasarkan kitab Allah dan sunah Ahlul Bait (as), kami dipenuhi dengan kepuasan, keyakinan, harapan, dan optimisme.”

Al-Mashat menambahkan: “Ia benar-benar syahid umat, syahid kemanusiaan, syahid Al-Quds dan Palestina, syahid Lebanon dan Yaman, syahid kebenaran dan keadilan, serta semua nilai luhur di dunia. Ia membela nilai-nilai dan prinsip Islam di Timur dan Barat bumi, sementara kaum tertindas di seluruh dunia—dari Lebanon hingga Palestina, dari Bosnia hingga Afghanistan, dari Suriah hingga Lebanon, dan di seluruh penjuru dunia—tidak menemukan penolong seperti dia.”

Ia menegaskan: “Dalam membela umat Islam, ia melangkah lebih jauh, hingga membela setiap orang tertindas di bumi ini. Ia adalah syahid kemanusiaan, yang sejak awal hingga akhir hidupnya menghidupkan kembali kejayaan ajaran agama yang lurus.”

Ia menambahkan: “Siapa yang seperti dia, syahid di jalan Al-Quds dan Palestina? Tak seorang pun berjuang di jalan ini sebanyak dia. Sebelum lisannya berbicara tentang Palestina, hatinya telah lebih dulu beriman kepadanya.”

Ketua Dewan Politik Tertinggi Yaman ini menegaskan: “Syahid Lebanon telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk membela Lebanon, kemerdekaan, kebebasan, kekuatan, dan kedaulatannya.”

Baca juga: Ahmad Al-Shar’a Lakukan Kunjungan di Yordania

Ia menyatakan bahwa kesyahidan pejuang besar Sayyid Hasan Nasrallah, karena peran dan pengaruhnya secara global dan regional, merupakan musibah bagi seluruh bangsa.

Al-Mashat menambahkan: “Satu-satunya penghiburan bagi kami adalah bahwa Allah menjadikan akhir hidupnya sebagai kesyahidan. Ratusan dan ribuan mujahid, pahlawan, dan komandan telah belajar darinya, untuk melanjutkan jalannya dengan sebaik-baiknya, hingga janji ilahi yang diberikan kepada kita —mengusir rezim sementara Israel dan menunaikan salat di Masjid Al-Aqsa— terwujud.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *