Sana’a, Purna Warta – Sejak awal tahun ini, 100 orang telah tewas atau terluka dalam serangan-serangan agresif Arab Saudi di berbagai wilayah Yaman.
Meski konflik mereda, serangan Arab Saudi di wilayah-wilayah perbatasan Yaman tidak berhenti, sehingga sejak awal Januari ini, ratusan orang telah tewas dan terluka dalam serangan demi serangan Arab Saudi tersebut.
Baca Juga : Pernyataan AS dan Barat adalah Upaya untuk Perpanjang Krisis Suriah
Masyarakat wilayah Sa’dah di Yaman terus menjadi sasaran serangan Arab Saudi, sehingga sejak awal Januari, serangan harian Arab Saudi ke Yaman telah menewaskan dan melukai sekitar seratus orang. Para korban tersebar di berbagai wilayah “Manbeh” dan “Shada”, dan ada kemungkinan jumlah ini akan bertambah karena terus berlanjutnya serangan Arab Saudi di Yaman.
Sejak awal gencatan senjata, jumlah korban telah mencapai lebih dari tiga ribu orang antara yang terbunuh dan terluka. Rupanya, koalisi Saudi mencoba mengimplementasikan rencananya di daerah perbatasan dan menciptakan zona penyangga di dalam tanah Yaman.
Sementara itu, juru bicara resmi koalisi agresor Arab Saudi membantah serangan Arab Saudi di daerah perbatasan Manbeh dan Shada dan menganggap berita kematian dan terlukanya warga sipil tidak berdasar.
Kementerian Hak Asasi Manusia Yaman di Sana’a membantah pernyataan juru bicara resmi koalisi agresor Arab Saudi dan mengatakan bahwa klaim konyol dan tidak berharga ini tidak dapat menyebabkan Arab Saudi dibebaskan dari tanggung jawab hukum dan kemanusiaannya. Kementerian Hak Asasi Manusia Yaman menyerukan pembentukan komite penelitian internasional dalam hal ini.
Baca Juga : Al-Houthi: Umat Islam Tidak Boleh Diam Terhadap Penistaan Terhadap Al-Qur’an
Ali Al-Dailami, Menteri Hak Asasi Manusia Pemerintah Nasional Keselamatan Yaman, mengatakan: Pernyataan ini menunjukkan bahwa mereka (para agresor) bersikeras melanjutkan serangan mereka di daerah perbatasan serta melanjutkan pembunuhan warga sipil Yaman setiap hari. Kami menuntut pembentukan komite internasional dalam hal ini, terutama karena beberapa korban adalah warga dari beberapa negara Afrika yang berbeda.