Sana’a, Purna Warta – Seorang pejabat senior Ansarullah Yaman meyakinkan perusahaan-perusahaan pelayaran tentang perjalanan melalui Laut Merah dan mengatakan tidak ada alasan untuk khawatir terhadap kapal yang tidak menuju Israel.
Dalam wawancara dengan media barat, Naseruddin Amer, Wakil Menteri Penerangan Ansarullah Yaman, memaparkan dan menjelaskan tujuan operasi Yaman di Laut Merah terhadap kapal-kapal milik Israel atau menuju pelabuhan-pelabuhan di Palestina yang diduduki.
Baca Juga : Operasi Besar-besaran Drone Yaman ke Wilayah Pendudukan
Dalam sebuah wawancara dengan Newsweek, Amer berkata: “Operasi kami secara khusus melawan musuh Zionis Israel dan kapal-kapal yang menuju pelabuhan Israel, dan kami tidak menargetkan kapal mana pun di luar kerangka ini.”
Dalam beberapa pekan terakhir, seiring dengan semakin intensifnya serangan Israel di Gaza, tentara Yaman juga mempersempit jalur bagi kapal-kapal Israel yang hendak melewati selat Bab Al-Mandeb di Laut Merah.
Pejabat Ansarullah Yaman ini menjelaskan, tujuan operasi di Laut Merah adalah untuk menyalurkan bantuan, makanan, dan obat-obatan ke Gaza.
Lebih dari 18.000 orang telah terbunuh dalam operasi militer rezim Zionis Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Kebanyakan dari mereka yang terbunuh adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, Israel mengganggu bantuan kemanusiaan yang hendak mencapai Gaza.
Wawancara Naseruddin Amer dilakukan tak lama setelah Reuters melaporkan bahwa Maersk Shipping Company, salah satu perusahaan pelayaran terbesar di dunia, mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka telah menangguhkan pengiriman kargo kontainer melalui Laut Merah hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Juru bicara Maersk mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan Denmark tersebut berencana mengirim kargonya ke tujuannya melalui Afrika.
Baca Juga : Penghentian Pelayaran Kapal CMA CGM Melalui Laut Merah
Perusahaan tersebut mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat: “Setelah kejadian yang menimpa Maersk Gibraltar kemarin dan penyerangan lain yang dilakukan terhadap salah satu kapal kontainer kami hari ini (Jumat, 15 Desember), kami telah memerintahkan seluruh kapal Maersk di kawasan ini yang seharusnya melewati pelabuhan Bab Al-Mandeb untuk menghentikan perjalanannya sampai pemberitahuan lebih lanjut.”
Terkait hal tersebut, Naseruddin Amer berusaha meredam kekhawatiran beberapa perusahaan pelayaran untuk melintasi Laut Merah dalam wawancara dengan Newsweek.
Amer menjelaskan: “Dari pihak kami, kami meyakinkan semua perusahaan pelayaran bahwa tidak ada risiko terhadap kapal Anda kecuali kapal tersebut ditujukan ke pelabuhan-pelabuhan Israel.”
Kekhawatiran sejumlah kapal melewati Laut Merah ini, ia menilai sebagai dampak dari pernyataan Amerika Serikat dan Israel yang mengumumkan niat membentuk satuan tugas maritim di sana.
Amer mengatakan: “Kekhawatiran apa pun di luar kerangka ini mungkin merupakan akibat dari ancaman Amerika Serikat dan Israel untuk membentuk koalisi di laut dan mengubahnya menjadi zona perang. Pernyataan-pernyataan ini mungkin menimbulkan ketakutan bagi perusahaan-perusahaan yang telah mengambil keputusan seperti itu.”
Pada hari Kamis, juru bicara angkatan bersenjata Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Saree, mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan negara itu menyerang dua kapal yang bergerak menuju Palestina yang diduduki.
Baca Juga : Amerika Bentuk Angkatan Laut Regional Gabungan Lawan Yaman
Juru bicara angkatan bersenjata Yaman mengumumkan bahwa angkatan laut negara ini, untuk mendukung rakyat Gaza dan sejalan dengan pelaksanaan perintah Sayyid Abdul Malik Badruddin Al-Houthi, pemimpin Ansarullah, telah menargetkan 2 kapal kontainer bernama MSC Alanya dan MSC Palatium III dengan rudal angkatan laut yang sesuai. Dia mengatakan bahwa kapal-kapal tersebut sedang bergerak menuju Palestina yang diduduki.
Yahya Saree menambahkan, kedua kapal ini diserang setelah awaknya tidak menanggapi peringatan Angkatan Laut Yaman.
Ia juga menegaskan, semua kapal bisa leluasa melewati Laut Merah untuk menuju tujuan yang diinginkan, kecuali Palestina yang diduduki.
Di akhir, Saree menegaskan bahwa selama bantuan kemanusiaan tidak dikirimkan kepada masyarakat Gaza, serangan tentara Yaman terhadap kapal-kapal Israel dan kapal-kapal yang menuju wilayah pendudukan Palestina akan terus berlanjut.