Al-Hudaidah, Purna Warta – Sebuah sumber Yaman melaporkan pelanggaran gencatan senjata yang meluas di provinsi al-Hudaidah oleh koalisi agresor Saudi.
Menurut Al-Masirah, sebuah sumber di Ruang Operasi Perwira Penghubung Angkatan Darat Yaman untuk memantau pelanggaran gencatan senjata di provinsi al-Hudaidah mengatakan bahwa koalisi agresor Saudi telah melanggar gencatan senjata 338 kali dalam 24 jam terakhir.
Sumber tersebut mengutip upaya tentara bayaran koalisi agresor Saudi untuk menyusup ke Al-Jah, mereka menerbangkan pesawat-pesawat mata-mata yang terbang di atas Al-Fazah, Al-Durihami, Al-Jah, Al-Jabaliya dan Al-Tahita dan itu merupakan pelanggaran gencatan senjata di al-Hudaidah.
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa serangan udara koalisi agresor Saudi di Al-Jah, pembentukan benteng militer di Al-Fazah, Al-Jabaliya dan Al-Jah termasuk di antara pelanggaran gencatan senjata di Al-Hudaidah.
Sumber itu mengatakan bahwa tentara bayaran koalisi agresor Saudi melanggar gencatan senjata dalam 24 jam terakhir dengan serangan artileri dan penembakan di berbagai bagian provinsi Al-Hudaidah.
Koalisi agresor juga mengklaim telah menangkis serangan pesawat tak berawak Yaman.
Seorang juru bicara koalisi agresor Saudi mengklaim bahwa koalisi mencegat dan menghancurkan pesawat tak berawak Yaman yang ditembakkan ke Khamis Mushait di Arab Saudi selatan.
Pihak Yaman mencapai kesepakatan gencatan senjata di provinsi Al-Hudaidah pada 13 Desember 2018 di Swedia. Dan sejak itu, koalisi agresor Saudi telah melanggar gencatan senjata dan melanjutkan serangannya ke provinsi al-Hudaidah.
Arab Saudi, dalam koalisi dengan beberapa negara Arab di kawasan, meluncurkan serangkaian serangan besar-besaran terhadap Yaman mulai 26 Maret 2015, untuk membawa Presiden Yaman yang terguling Abdrabbuh Mansour Hadi kembali berkuasa. Selain menghancurkan Yaman, membunuh dan melukai ribuan orang yang tidak bersalah, koalisi tersebut juga telah menghancurkan fasilitas-fasilitas umum dan menyebabkan jutaan rakyat Yaman hanya berjarak selangkah dari kelaparan.
Invasi koalisi Arab-Amerika pimpinan Saudi terhadap Yaman sejauh ini tidak mengendurkan semangat perlawanan rakyat Yaman.