Lagi, Koalisi Saudi Sita Kapal Yaman

Lagi, Koalisi Saudi Sita Kapal Yaman

Sana’a, Purna Warta Koalisi agresor Saudi menyita sebuah kapal yang membawa bensin dan mencegahnya memasuki pelabuhan Al-Hudaidah di Yaman.

Menurut al-Masirah, Essam Mutawakkil, juru bicara Perusahaan Minyak Yaman, dalam sebuah pernyataan hari Senin (25/7) mengumumkan: Koalisi agresor Saudi menghentikan kapal Ohud, yang membawa lebih dari 31.000 ton bensin, meskipun kapal tersebut telah mendapat izin lalu lintas resmi dari PBB, dan mencegah kapal tersebut memasuki pelabuhan Al-Hudaidah di Yaman.

Baca Juga : Apakah Putin Mampu Merubah Peta Pertarungan di Tehran?

Menurut laporan jaringan Al-Masirah, Perusahaan Minyak Yaman mengumumkan berita ini dan menambahkan bahwa sejak pengumuman gencatan senjata, koalisi Saudi telah menyita lima kapal pengangkut bahan bakar yang memiliki izin masuk dari PBB.

Menurut perjanjian, yang ditandatangani pada Desember 2018 antara koalisi agresor Saudi dan Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman, militer harus mundur dari pelabuhan Al-Hudaidah dan dua pelabuhan kecil di provinsi dan kota Al-Hudaidah.

Sejak 26 Maret 2015, Arab Saudi, dalam bentuk koalisi beberapa negara Arab, termasuk UEA, dan dengan bantuan dan lampu hijau Amerika Serikat dan dukungan rezim Zionis Israel, melancarkan serangan besar-besaran terhadap Yaman – negara Arab termiskin.

Bertentangan dengan harapan Saudi, serangan mereka menghantam perisai kuat dari perlawanan bangsa Yaman, dan setelah tujuh tahun kegigihan dan serangan balasan yang menyakitkan oleh Yaman jauh ke wilayah Saudi, terutama fasilitas Aramco, Riyadh terpaksa menyerah pada gencatan senjata dengan harapan bisa keluar dari rawa perang Yaman.

Atas saran Perserikatan Bangsa-Bangsa, gencatan senjata dua bulan ditetapkan di Yaman mulai 2 April, yang paling penting dari klausul-klausulnya adalah kedatangan 18 kapal yang membawa bahan bakar ke pelabuhan Al-Hudaidah dan izin dua penerbangan pulang-pergi mingguan dari Bandara Internasional Sana’a.

Baca Juga : Paus Berangkat Ke Kanada Untuk Meminta Maaf Atas Skandal Sekolah Pribumi

Dengan berakhirnya gencatan senjata pertama ini, yang berulang kali dilanggar oleh koalisi agresor Saudi, PBB mulai memperbaruinya. Dan akhirnya, pada tanggal 2 juni utusan khusus PBB untuk urusan Yaman mengumumkan bahwa kesepakatan telah dicapai untuk perpanjangan dua bulan dengan persyaratan yang sama dengan gencatan senjata pertama.

Sebelumnya, Mehdi Al-Mashat, kepala Dewan Politik Tertinggi Yaman, mengatakan bahwa gencatan senjata di Yaman hampir hancur oleh pelanggaran berulang koalisi agresor Saudi.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *