Sana’a, Purna Warta – Sumber berita melaporkan pada Kamis pagi (14/7) bahwa pasukan koalisi Saudi melanggar gencatan senjata Yaman 257 kali dalam 24 jam terakhir.
Menurut kantor berita resmi Yaman (Saba), koalisi Saudi melanggar gencatan senjata PBB dengan melakukan penerbangan pengintaian dan penargetan di atas provinsi Ma’rib, Taiz, Al-Jawf, Al-Hudaidah, Dhali dan front-front perbatasan.
Baca Juga : Iran Tegaskan Setiap Tindakan Bodoh Israel akan Mendapat Balasan
Menurut laporan ini, pesawat pengintai dan bersenjata dari koalisi Saudi menargetkan rumah-rumah warga dan posisi pasukan Yaman di provinsi al-Hudaidah dan Dhali.
Laporan ini menambahkan bahwa pasukan koalisi Saudi menargetkan posisi pasukan tentara Yaman dan komite populer serta rumah-rumah warga Yaman di provinsi Ma’rib, Hajjah, Taiz, Dhali dan Al-Hudaidah dengan serangan artileri berat, roket dan mortir.
Gencatan senjata di Yaman, yang telah berulang kali dilanggar oleh koalisi agresor Saudi, telah diperpanjang selama dua bulan, dan telah tersisa sekitar setengah bulan lagi, menyusul perundingan PBB untuk memperbaruinya.
Sejak 26 Maret 2015, Arab Saudi, dalam bentuk koalisi beberapa negara Arab, termasuk UEA, dan dengan bantuan dan lampu hijau Amerika Serikat dan dukungan rezim Zionis Israel, melancarkan serangan ekstensif terhadap Yaman – negara Arab termiskin.
Baca Juga : Presiden Srilangka Melarikan Diri, Pengunjuk Rasa Marah Serbu Kantor PM
Bertentangan dengan harapan Saudi, serangan mereka menghantam perisai kuat dari perlawanan bangsa Yaman, dan setelah tujuh tahun kegigihan dan serangan balasan yang menyakitkan oleh Yaman jauh ke wilayah Saudi, terutama fasilitas Aramco, Riyadh terpaksa menyerah pada gencatan senjata dengan harapan bisa keluar dari rawa perang Yaman.
Sebelumnya, Mehdi Al-Mashat, kepala Dewan Politik Tertinggi Yaman, mengatakan bahwa gencatan senjata di Yaman mendekati kegagalan karena pelanggaran berulang oleh koalisi agresor Saudi.
Mehdi Al-Mashat, kepala Dewan Politik Tertinggi Yaman, juga mengatakan bahwa upaya kami adalah untuk menstabilkan gencatan senjata meskipun pelanggaran berulang terhadap gencatan senjata oleh koalisi Saudi dan tentara bayarannya, tetapi ada kemungkinan bahwa semuanya akan berubah dan bergerak menuju dimulainya kembali operasi militer.
Baca Juga : Sana’a Kritik Ketidakpatuhan Koalisi Agresor terhadap Gencatan Senjata