Sana’a, Purna Warta – Sumber berita melaporkan pada Kamis pagi (9/9) bahwa koalisi Saudi telah melanggar gencatan senjata Yaman 193 kali dalam 24 jam terakhir.
Menurut kantor berita resmi Yaman (Saba’), koalisi Saudi melanggar gencatan senjata PBB dengan melakukan penerbangan pengintaian dan penargetan di atas provinsi Ma’rib, Taiz, Jawf, Sa’dah, Al Hudaidah, Dhale, Al Bayda, Hajjah dan front-front perbatasan.
Baca Juga : Pasukan Israel Ancam Runtuhkan Lima Bisnis di Tepi Barat
Laporan ini menambahkan bahwa pesawat pengintai bersenjata koalisi Saudi menargetkan daerah-daerah di provinsi Dhale dan kota Al-Hays di provinsi al-Hudaidah.
Menurut laporan ini, pasukan koalisi Saudi menargetkan posisi pasukan tentara Yaman dan komite populer serta rumah-rumah warga Yaman di provinsi Al-Hudaidah, Taiz, Ma’rib, Hajjah, Sa’dah, Jizan, Dhale dan Najran dengan artileri berat, serangan roket dan mortir.
Hans Grandberg, perwakilan khusus PBB untuk urusan Yaman, mengumumkan sekitar sebulan lalu kesepakatan pihak Yaman untuk memperpanjang gencatan senjata selama 2 bulan.
Dia mengatakan: Perpanjangan gencatan senjata Yaman mencakup komitmen para pihak untuk bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan yang lebih luas.
Baca Juga : Sheikh Khatib Desak Warga Palestina untuk Gagalkan “Skema Gelap” untuk Al-Aqsa
Gencatan senjata di Yaman, yang telah berulang kali dilanggar oleh koalisi agresor Saudi, diperpanjang satu kali sebelum mengikuti pembicaraan PBB. Perpanjangan 2 bulan gencatan senjata ini berakhir pada 2 Agustus, yang diperpanjang lagi selama 2 bulan.
Sebelumnya, Mehdi Al-Mashat, kepala Dewan Politik Tertinggi Yaman, mengatakan bahwa gencatan senjata di Yaman hampir dihancurkan oleh pelanggaran berulang yang dilakukan oleh koalisi Saudi.
Arab Saudi, dalam bentuk koalisi beberapa negara Arab, termasuk UEA, dan dengan bantuan dan lampu hijau Amerika Serikat dan dukungan rezim Zionis Israel, memulai serangan besar-besaran terhadap Yaman – negara Arab termiskin – sejak 26 Maret 2015.
Bertentangan dengan harapan Saudi, serangan mereka menghantam perisai kuat perlawanan rakyat Yaman, dan setelah lebih dari tujuh tahun kegigihan dan pukulan balasan yang menyakitkan dari Yaman jauh ke tanah Saudi, terutama fasilitas Aramco, Riyadh terpaksa menerima gencatan senjata Yaman dengan harapan keluar dari rawa perang Yaman.
Baca Juga : Pasukan Israel Bunuh Pemuda Palestina di Ramallah Utara